07/11/16

Bermain IPS Kreatif

Tahun ajaran baru ini saya menjadi guru IPS. Hal ini merupakan tantangan yang baru, terlebih sudah hampir 9 tahun saya vakum mengenyam pelajaran IPS. Menjadi guru IPS sd tentunya tak sesulit menjadi guru IPS tingkat lanjut. Namun, anak-anak di bawah umur 10 tahun acap kali lebih senang bermain dan mengobrol dengan temannya dibandingkan mencatat.

inilah kami siswa kelas 5
Murid-murid di sekolah penempatan saya, tidak ada yang mempunyai buku cetak. Mereka semua adalah hasil buah langsung dari didikan guru yang bertanggung jawab membimbingnya. Kedepanya mereka akan menjadi apa semua tentunya sangat bergantung pada guru di sekolah. Hal ini lah terkadang menimbulkan rasa takut yang mendalam bagi saya, bagaimana jika didikan saya salah dan mereka terjerumus dalam laut kebodohan? Akan diadili apa saya dihari perhitungan nanti?
Pelajaran IPS menjadi hal yang tidak disukai murid-murid karena tak kalah menjenuhkannya dengan catatan IPA. 
“Akh, ibu….. Catatan lagi? Buku catatan ami lah mau habis bu,”
“Bu, hari ini catatannya ndesah benyok nuee ye…”

Caca yang ngambek karena merasa tidak bisa melakukan role play
Dan masih banyak lagi pernyataan-pernyataan dari murid-murid ketika saya masuk. Untuk menghilangkan kejenuhan di kelas lima, saya mencoba mengadakan role play sederhana dari jenis-jenis kegiatan ekonomi. Murid-murid mendapatan peran sesuai dengan keras sesuai dengan kertas undian yang mereka ambil.  Murid-murid juga harus membuat alat peraga dari kertas Koran yang disediakan. Ada yang senang dan langsung berhayal tentang apa saja yang akan dibuat, ada yang malah kebingungan dan malas untuk melakukan role play. Pastinya hal ini membuat saya tak berhenti-berhenti tertawa.

Hikmah sedang menata dagangan baksonya
Junai dan Hikmah sedang memperagakan menjadi pekerja di industri kain dan tukang bakso ikan

Diki yang sedang asik Membuat topi petani


Junai memakai baju yang dibuatnya sambil membuat benang dari koran
Ada yang berperan sebagai penjual bakso, sebagai pedagang sayur, pencukur rambut, guru, petani, pekebun ubi, penambang logam mulia, pekerja sagu butir, dan pembuat baju, dokter dan nelayan. Ke sebelas pkerjaaan tersebut harus ditebak oleh masing-masing kelompok masuk kedalam kegiatan ekonomi apa saja, mulai dari agraris, ekstraktif, pedagang, industry dan jasa. Mereka mulai bekarya mulai dari membuat cangkul, daung singkong, bakso ikan hingga sagu butir yang kecil-kecil. Di sini sebenarnya jelas bukan hanya mereka yang belajar tapi juga saya yang belajar untuk berusaha paham dengan mereka, mereka pun lebih paham dengan pelajaran yang telah mereka pelajari.


  





Agil sibuk menggunakan alat peraga yang dibuat Junai



 keterangan :
ami lah : kami sudah
ndesah benyok nuee ye: tidak usah banyak betul ya

27/10/16

Kakak-Kakak Berbaju Putih

Kakak-kakak berbaju putih datang ke sekolah dengan sebuah motor. Ini tentu bukan kawanan TNI yang sedari bebera minggu lalu berdatangan dari penjuru arah menuju desa. Kakak-kakak itu kemudian menghampiri dan menunjukkan keperluannya melalu sebuah surat kepada Pak Di. Entah apa yang pasti Pak Iwan menemani kakak-kakak berbaju putih itu menuju ruang kelas satu.
Kakak-Kakak Berbaju Putih
Anak-anak kelas satu melihat kakak-kakak berbaju putih itu dengan penuh tanda tanya. Beberapa anak dari kelas atas yang sedang istirahat lari tunggang-langgang melihat kakak-kakak berbaju putih. Beberapa dari mereka juga berbisik-bisik menceritakan pengalamannya saat bertemu dengan kakak berbaju putih. Pengalaman yang tak kalah seramnya ketika bertemu dengan kuntil anak atau hantu banyu.

                “Bu, anak kelas 4 ndesek suntek kan bu?”
                “Bu, ami ndesek suntek kan bu?” tanya anak kelas tiga mengerubuni saya.
Hmm, saya akhirnya tau kakak berbaju putih itu datang untuk melakukan imunisasi suntuk campak dan TBC. Pak Iwan selaku wali kelas tiga menenangkan bahwa anak kelas tiga tidak akan disuntik. Seingat saya dulu saya disuntuk hingga kelas tiga SD, entahlah.




Pak Iwan yang Berusaha Menenangkan



                “Bu, Siska takut disuntek bu. Ami ndek nak!” ucap Siska murid kelas tiga ketakutan. Meskipun ketakutan Siska tetap saja mengikuti kakak-kakak berbaju putih itu mulai dari kelas satu lalu ke kelas dua. Siska mengintip dari luar jendela kelas.
Siska yang sedang di bujuk
                Ketakutan mulai meraja-lela ketika ternyata kakak-kakak berbaju putih ini pergi dari ruang kelas dua menuju ruang kelas tiga. Siska menjerit-jerit ketakutan tapi tetap saja masuk ke dalam ruang kelas  karena disuruh Pak Iwan. Murid-murid kelas tiga di panggil satu persatu. Ekspresi mereka berbeda-beda ada yang terlihat  kuat, ada yang ketakutan, ada yang malah ketawa-ketawa bahagia tidak disuntuk kerena usianya sudah di atas 10 tahun. Hanya satu yang sama yaitu wajah setelah disuntik. Lemas, pucat pasi, tak banyak bicara dan tangan kanan memegang tangan kiri. Persis seperti kelinci percobaannya yang awalnya loncat-loncat gelisah karena akan jadikan bahan percobaan namun setelah disuntik akan menjadi lebih pendiam.

Suana Pias di kelas tiga

Melihat murid-murid lemas saya tidak tinggal dia. setidaknya saya harus memberikan semangat pada mereka. Saya berpikir sejenak hingga akhinya saya memilih untuk bertepuk tangan pada murid yang telah disuntik.
Tata yang Bahagia Tidak disuntik

                “Bisou, nde?” tanya saya pada murid kelas satu.
                “Nde, bu!”
                “Tos, dulu kalau begitu..!” ucap saya mengeluarkan kelima jari tangan kanan saya.
Murid-murid yang tadinya bermuka lemas mulai bisa tersenyum, membalas tangan saya, meski saya tau mereka masih menahan sakit. Eva murid kelas dua mendatangi saya yang sedari tadi menghampiri murid-murid yang telah di suntik.
                “Hai Eva. Bahal nangis kondo?”
                “Bisou bu,”

              “Sikit je. Tos dulu sama ibu biar nde bisou,” saya tersenyum sambil sekali lagi mengeluarkan ke lima jari tangan kanan saya. “Eva nde boleh sedih lagi. Eva nak jadi dokter kan? bahal nak suntek anak-anak nanti?”         


Kosa kata: 
ndesek suntek : tidak di suntik
ami : kami atau biasanya di sini berarti saya.
Bisou, nde : sakit ga?
Nde : tidak
Bahal nangis kondo : kenapa menangis seperti itu?
Bisou : bisa
Sikit je : sedikit aja
 nak : mau

Hai Kamu yang 24 Tahun~

Hei, Kamu yang berusia 24 Tahun. Saya adalah kamu di usia ke -25. Saya juga belum ada pengalaman apa-apa sih tentang usia yang ke – 25, maklum baru beberapa hari. :P Tapi saya tau kok, kamu, atau pun kamu di usia yang sebelum-sebelumnya punya angan-angan lucu, nikah sama orang Aceh dan tinggal di Kalimantan. Hahaha. Di usia ini entah lah, saya rasa sudah tidak ada lagi harapan gila itu.
Di usia ini, saya ibaratnya lagi panen hasil amalan kamu. Entah itu amalan baik atau amalan burukmu. Kamu tau di usiamu ini, adalah masa-masa kejayaan meski sebagian adalah masa suram. Semua keinginan-keinginanmu terkabul, bahkan yang belum kamu inginkan pun Tuhan beri. Ya, itu tentang seseorang yang berniat menjadi pendamping hidupmu, meski tau saat itu kamu divonis TBC.
 Sayangnya di usiamu ini kamu menjadi sangat riya merasa memiliki segalanya. Kamu lupa semua hanya titipan Tuhan. Sampai kamu melakukan hal bodoh yang menyesatkan jalanmu. Memberi luka yang cukup dalam hingga helaan nafas saya malam ini. Lalu siapa lagi yang harus saya salahkan? Kamu kah? Dia kah? Atau Tuhan?
Maaf-maaf saya menulis ini bukan ingin menyalahkan kelakuanmu. Saya hanya merasa tidak sanggup saat ini. Tapi saya juga mau berterima kasih, jika tidak ada kamu, saya tak akan mengenal yang namanya tersesat dan pulang. Ya di sini lah saya ingin pulang. Melepas segalanya.
Mungkin kah bisa? Mungkin kah sanggup? Jika surat ini sampai padamu rasanya saya ingin bilang, pulang lah sebelum tersesat! Tersesat itu menyakitkan, menimbulkan trauma yang tak terlupakan. Dan yang pasti membuatmu merasa orang paling munafik sedunia. Sudah siap kah kamu untuk pulang? Pertanyaan ini kerap saya tanyakan pada diri saya akhir-akhir ini. Pulang bisa berarti melepas segala yang saya punya harta, jabatan, cinta, nafas, jiwa. Sanggup kah saya? jujur tidak! Tapi bukan kah semua hanya titipan Tuhan?
Hei, hari ini saya belajar untuk mencintai Tuhan, merindukannya, menyanginya. Bukan kah selama ini itu yang kamu cari? Namun kamu enggan untuk memulainya. Hingga akhirnya hijab hanya sebagai pemanis selama 5 tahun ini. Ingatkah janjimu 4 Tahun lalu saat mengenakan hijab dengan tujuan memperbaiki diri? Jadi jangan lah kamu tersesat. Jika kamu merasa tersesat segera lepaskan, agar kamu tak lebih tersesat.
Saya percaya kamu gadis tangguh. Hingga pada akhirnya kamu berani melepaskan saat sudah tersesat meski dalam hati tak sanggup. Semoga kamu dan saya bisa berpulang, semoga Tuhan memaafkan kita. Itu doa yang terus saya minta akhir-akhir ini, semoga Tuhan meridoi kepulangan saya kali ini. Semoga saya tak harus tersesat lagi dan merasakan luka yang sama.
Terima kasih sudah memberi banyak pelajaran di tahun lalu untuk saya ambil hikmahnya di usia ini. J


13/10/16

Ketika Ada Kata 'Syk'

Halo semuanya~

Udah lama gue gak nulis tentang kelakuan konyol gue selama ini. Mau tau gak? Hmm, gak mau kan? Yaudahlah pura-pura mau aja, biar gue seneng. Bahahaha.

  Kali ini berawal dari perkenalan gue dengan si Oknum EAA di kepanitiaan HUT TNI KE -71 di Natuna. Gue jarang datang ke pertemuan rapat sebelum hari-H, karena kesibukan gue di sekolah serta lokasi tempat tinggal gue yang jauh dari pusat kabupaten. Gue akhirnya baru bisa minta izin 1 minggu tidak masuk sekolah sebelum hari-H.

Kebanyakan panitia berasal dari panitia Festival anak Natuna (FAN) namun ada juga beberapa yang baru seperti Mira, Fandi, Afriza, Aris dan tentunya si oknum EAA. Entah kenapa gue seolah melihat diri gue versi cowok dalam diri oknum EAA. Itu loh kita punya hobi sama, isengin anak orang dan tim kompor. :P Kerennya lagi ini si oknum EAA yang pecicilan ini adalah salah satu ajudan wakil bupati. Percaya gak? Gue enggak! Bhahaha. Gak tau lah, tapi kata orang-orang, iya.

Baru beberapa hari kita udah bisa nyambung dan deket. Awalnya sih gue ngerasa senang punya kenalan baru yang sama-sama suka iseng. Keisengan ini gak hanya kita lakukan ke orang-orang tapi sesama kita. Seperti gue yang hobi yang bajak hp dia dan begitu pun sebaliknya. :P Mungkin gue ada 1 hobi tambahan kepo, sama orang baru. Hahaha.

Si oknum EAA ini juga punya hobi bangunin orang subuh dan sms ‘kamu lagi apa?’ tapi setelah gue bales dan basa basi busuk nanyain kabar doi, doi pasti gak ngebales. #nyebelin

Hari jumat kemarin, ketika hujan membasahi, entah kenapa keluar hujan juga dari mata gue. #tsah #lebay Belum lagi enggak berapa lama ada sms dari orang yang saat ini tak ingin gue kenang. #eaa Gue bener-bner gak mau ngenang soalnya orangnya masih idup, moso dikenang-kenang? Kalau udah tiada baru dikenang. *ngomong sendiri jawab sendiri*. #mulaistrees

Ada ujan, enggak ada angin tiba-tiba oknum EAA ini sms gue seperti ini.
Syk

Apa itu syk?

Sayang hee
Gue terdiam sebentar membaca sms dari oknum EAA satu ini. Apa deh baru kenal masa udah bilang sayang. Gue jadi inget pas lagi iseng bajak HP nya doi, ada salah satu panggilan masuk dari siapa gitu ada tulisan syk nya. Gue lupa-lupa inget.

Salah kirim ya? Cie2..
bales gue, gak mau mikir yang macem-macem.

Kirim k kamu kok biar kamu senang.
#dwaar Emang gue kenapa? Emang gue se-desprate itu gak ada yang manggil sayang? Pedang-pedang mana pedang? Gue mau hara-kiri.

Yampun kayaknya aku haus akan bgt -_____-
Kamu bilang sayang ke siapa aja sih bang? Bukannya kmu udh punya pacar y?

Pacar jenis makanan apa itu?
Tidak menjawab pertanyaan berarti benar iya.. :P
Oke, klo gtw, kata pacar kita ganti dgn kata “bukannya kamu udh punya ‘sayang’ yg lain?

Belum ada pacar knp

Kemarin sempat liat di call ada org yang abang tulis ‘syk’..
Abang tb2 sms ky gt aku jd inget.. :p
Gak knp2 sih bang, aku cm merasa akhir2 ini dkt sm abang.
Aku cm g mau rusak hub. Org lain kl abang udh punya pacar.  cape aku kl harus berurusan masalah cinta2an.
Gue menunggu dengan harap-harap cemas, semoga gak lagi2 gue mewarnai hubungan orang lain. Tak ada respon. Gue kemudian kembali meng-sms oknum EAA.

Hayo? G bisa jawab. Kena deh~ :P
Selang beberapa detik kemudian muncul 5 sms. Ternyata sms doi pending lantaran sinyal di desa yang aduhai ini.

Wakkakaaka sayang dr hongkong..
Itu mamaku wkakaakka

Orang mamaku di blg pacar

Sengaja aku bikin sayank biar kamu bertanya2

Kmu pasti kepoin semua hp aku.

Makanya aku tulis itu akakakakak


Gue hanya bisa membaca satu persatu kalimat di sms yang doi kirim bertubi-tubi itu. Anjir, udah gak punya muka gue. Sumpah! Gue kenal tipu. Sumpah kena gue, keisengan doi! Entah keisengan apa lagi yang bakal doi perbuat selanjutnya ke gue dalam waktu 2 bulan ini. Help!~

27/09/16

Mencari Penggerak Lokal

Namanya Muttaqien. Beliau akrab disapa dengan Bang Mut. Salah seorang penggamanya Muttaqien. Beliau akrab disapa dengan Bang Mut. Salah seorang penggerak lokal Natuna, yang sempat menjadi aktivis kampus saat berkuliah di UGM. Perkenalan saya dengannya bermula dari nomor beliau yang dikirim oleh teman saya melalui jejaring sosial whats app. Teman saya berkenalan dengan beliau di kapal Bukit Raya dalam perjalanannya menuju Subi dan Serasan. Dari teman, saya mengenal bahwa Bang Mut memiliki taman bacaaan sederhana bernama Pena Senja di pusat kota.


Beberapa minggu setelah itu saya benar-bener bertemu dengannya di rumah baca Pena Senja, bersama beberapa teman saya, yang kebetulan sedang berkumpul di Kota. Saya menemukan beberapa novel anak muda, novel sejarah, politik bahkan tentang buku-buku haluan kiri yang saat ini sudah jarang di pajang di toko buku. Pena Senja, menjadi nyawa sendiri bagi saya yang senang membaca. Terlebih tak kunjung juga, saat itu saya temukan toko buku di pusat ibu kota kabupaten ini. Tak ada pemikiran lebih tentang Bang Mut setelah berkunjung ke Pena Senja.


Waktu terus bergulir, di lain kesempatan saya mendapat kabar beliau akan memboyong gadis Yogyakarta untuk menjadi pelabuhan hatinya. Tak lama setelah itu saya dan beliau diperkenankan Tuhan untuk berkenalan lebih jauh dalam sebuah kepanitiaan. Dari sana saya banyak tau tentang beliau dengan kesibukan yang tiada habisnya. Tak jarang, beliau tak hadir dalam rapat kepanitiaan karena sedang sibuk. Dari kepanitiaan itu pula saya tau bagaimana beliau memandang dan berpikir tentang pola hidup.


Di beberapa waktu setelah lebaran Idul Fitri saya cukup dicengangkan dengan pemikiran beliau tentang cinta yang hakiki sesungguhnya. Belum selesai sampai di situ saya kembali disihir oleh pemikiran beliau tentang bazar murah. Tepukan tangan secara terus-menerus rasanya ingin saya berikan kepada belian.
Berawal dari sisa dana kegiatan Festival Anak Natuna yang cukup besar untuk sekedar dihabiskan untuk berfoya-foya. Beberapa ide muncul dari beberapa panitia untuk menghabiskan sisa dana tersebut mulai dari sisa dana yang dibagikan kepada panitia yang aktif, disumbangkan ke panti asuhan atau mengadakan acara dangdutan sebagai acara perpisahan.


 Tercetus ide dari Bang Mut untuk mengadakan bazar murah, dimana sisa dana kegiatan Festival Anak Natuna dapat dibelikan barang pokok yang akan dijual kembali dengan harga murah. Menurut beliau dari sana kami sebagai panitia dapat sekaligus berdonasi dan tetap mendapatkan hasil jerih payah selama mengikuti panitia. Saya sangat salut dengan pemikiran beliau satu ini, karena bazar sudah lama tidak pernah diadakan beberapa tahun ini di Kabupaten Natuna. selain itu usaha mengadakan bazar murah juga sebagai sarana membuka lapangan usaha bagi masyarakat Natuna yang juga ingin menjualkan barang dagangannya. Semoga dalam waktu dekat ini ide-ide hebat ini dapat dilaksanakan dan dapat berlangsung dengan baik.


Ah, ada baiknya sebelum saya pulang, saya menemukan pemuda-pemuda lain seperti Bang Mut di Natuna ini. Agar saya tidak dengan berat hati untuk meninggalkan tempat yang hampir satu tahun ini saya tempati. Oh, lebih baik lagi jika dimana pun saya berada nanti, saya akan menemukan orang-orang seperti Bang Mut ini. Orang-orang yang dapat menjadi penggerak kehidupan bangsa.  Semangat menemukan, Han!
kan, Han!

04/09/16

Tips N Triks Move On Elegan ala Bundadari





Pernah putus cinta? Pernah patah hati? Pernah bertepuk sebelah tangan? Pernah dicampakan? Pernah dong pastinya ya? Nah, kali ini setelah gue lama banget gak ngeluarin tips n trik, gue bakal membagi tips n trip yang efektif buat kalian move on dengan elegan.

1.  Cepat Cari Pengganti si Dia
Eits, tapi harus hati-hati, jangan sampai kalian terlihat murahan. Ingat! Gengsi tinggi adalah harga mati. :P  Tips ini akan efektif dan kalian akan terlihat bergengsi kalau case-nya kalian dicampakkan dan si mantan udah punya pacar baru.
Tapi kalau case-nya karena adanya perbedan visi-misi *caelah, macem organisasi gitu ya ada visi misi?* Jangan sampe deh kalian buru-buru cari pengganti. Apalagi kalau kalian masih sama-sama saling sayang. Nanti ada juga kalian disangka selingkuh, murahan dan perbedaan visi-misi itu hanya alasan kelasik yang kalian buat-buat.

2.  Blokir dan  Ganti Semua Nomor Kontak si Dia
Ini nih tips yang paling cepet buat move on. Cepet banget! Tapi dengan tips ini kalian bakal ngerasain sakit luar dalam. Hahaha. Rasain! :P
 Tapi kalau ngikutin tips ini menurut gue, kekanak-anakan sih. Yang sudah sih sudah, gak perlu blokir kan? Toh dulunya sebelum putus atau sebelum patah hati juga kalian temenan kan? Terus kenapa harus putus hubungan dengan memutuskan segala media komunikasi?
 Sudah harfiahnya kok, ketika kalian  move on kalian akan mengurangi intensitas komunikasi.
Dari sini kalian juga akan belajar untuk saling mengahargai kebersamaan.


3.  Pretending that, everything its gonna be okay.
a.       Masih berkomunikasi dengan si Dia
Cara gampang sih ya emang gitu. Pura-pura gak tau kalau kalian udah pisah. Tengsin, sih. Tapi kenapa enggak, toh si dia juga udah tau sifat kalian yang kayak gitu kan? kalian juga bakal tau sifat si dia yang sebenernya seperti apa.

b.      Ganti nama sahabatmu dengan nama si dia.
Kalau kalian gak mau ketauan nge-galau di depan si dia, pengen terlihat tegar dan kuat di depan si dia, kalian harus ngelakuin hal ini. Kalian harus kerjasama dulu dengan sahabat lo, bahwa dalam rentang waktu tertentu kalian akan memposisikan sahabat kalian sebagai si mantan. Mulai dari account sosmed sampe phonebook sahabat kaliam, ganti semua dengan nama si dia.
Trust me, its work!
Segala kegalauan kalian, segala rasa rindu, ke si Dia  pindahan ke sahabat kalian.
Dalam waktu 3 hari paling kalian langsung illfeel. Bhahahaha. Paling gak sahabat kalian yang bakal ngomel-ngomel karena kalian mulai annoying. :P
Gampang kan? Jadi kalian gak keliatan lemah di depan si dia. Dan kalian bakal keliatan keren karena bisa move on cepat. :P *padahal mah galau akut*
”Gak apa-apa, sing penting galaunya harus elegan,” (Anindita, 2016)


4. Banyak Cerita Sama Tuhan
Kalau di tips ke 3 A lo gak punya sahabat. Tenang aja. Masih ada sesuatu yang akan dan selalu dengerin kalian. Tuhan. Mau kalian se-cuek apa pun sama beliau, saat kalian butuh belian selalu ada. J

Hasil gambar untuk berdoa pada allah

Selain kalian  bisa refleksi diri, kalian juga bisa nenangin hati kalian. Terus minta tenangin hati kalian supaya gak galau. J



5.   Perbanyak Kegiatan
Klise sih, tapi ini bener banget. Semakin kalian sibuk, semakin kalian sadar kalau masih banyak orang yang perhatian samakalian dan masih banyak juga orang yang perlu kalian perhatiin.
 

Sekian tips n trik move on yang elegan dari bundadari. Kalian juga bisa kok, mengkombinasi tips-tips ini secara bersamaan biar lebih cepat move on. :P


"Pada akhirnya hanya waktu yang akan melompati cinta, dan hanya cinta pula yang bisa melompati waktu" kutipan film apa gitu gue lupa.

21/08/16

Mata Kucing








Hola, apa kabar? Kalian pasti mikir deh ini anak kenapa sih satu dari tadi ngeposting blog terus? Bukan, ini byukan karena gue mau sok pamer sumpah! Gue nulisnya di hari yang berbeda-beda, tapi apa daya di desa gue gak ada sinyal internet. *sinyal telepon aja kudu gantung hp dulu di jendela rumah atau kalau mau full kudu cari-cari dulu sinyal di pantai sambil merelakan badan digigitin agas. :(

Oke gak seperti cerita sebelumnya tentang buah yang gue review, iya kalau kemarin sih emang guenya aja yang bego. Hahaha. Kali ini gue beneran mau me-review buah yang belum pernah gue makan seumur-umur hidup gue. Gue tau itu buah aja dari tangan anak murid gue yang ketika itu sadar dengan muka  yang mupeng dan kepo. Buah itu bernama mata kucing. Tiba-tiba pikiran gue melayang pada minuman khas Negara tentangga *Singapore atau Malaysia ya?* itu loh air mata kucing. Percaya lah itu gak ada hubungannya sama sekali. :P 

Oke gue akan berusaha mendeskripsikan berdasarkan indera pengelihatan, peraba dan pengecah gue. Caelah, gue sok-sokan bahas seperti asisten dosen teknologi sensori pangan. *masalah  mantan asdos aja gak bisa move on apalagi masalah hati?* #eaaa * gue nangis dipojokan* *oke lupakan, gue emang lebai* :P 
 
                Bentuk buah mata kucing ini kecil-kecil. Kalau dilihat secara dekat buah ini sekilas buah kelengkeng. Batangnya yang tipis, kulit buah kuning keemasan dan memiliki alur berbulir-bulir kecoklatan. Kulitnya juga setipis buah kelengkeng Semuanya persis! Bedanya buah ini memiliki anak bunga pada setiap buahnya. 
Anak Bunga
                Gue yang kepo dengan rasanya kemudian berusaha membuka buah ini. Buah ini cukup sulit dibuka, bukan karena kulit buah tebal mungkin karena buahnya yang berukuran kecil. Sekarang gue memperkirakan kenapa anak-anak menyebutnya mata kucing. Daging buahnya tipis bewarna putih transparan dengan bijinya yang terlihat jelas, persis seperti mata anak kucing. 


Setelah gue sibuk menilai dari indera pengelihatah dan indera peraba, kali ini gue akan mencoba mendefinisikan dengan indera perasa gue. Rasa buah ini manis, lembut, juicy, mirip buah kelengkeng. Lebih mirip dengan rasa buah matoa. Secara keseluruhan gue bisa menyamakan buah ini dengan kuaci. Kenapa kuaci? Ya karena buah ini enak buat dimakan tapi sulit untuk dimakan. Butuh perjuangan untuk membukanya yang isinya hanya secuil. Hahaha :P 

Demikan lah hasil review gue yang absurd itu. :P

Berburu Rambutan Sepuluh Ribu





Ini cerita tentang kepulangan gue ke rumah ke tiga. Iya, Natuna. sebenarnya masih belum ingin kembali ke sini. Bukan, bukan karena gue gak suka dengan keadaan di sini. Cuma… Cuma… ya 12 hari kembali ke tempat-tempat di masa lalu, bertemu dengan orang tersayang, berbagi mimpi yang dulu pernah digoreskan bersama, rasanya belum cukup untuk kembali menyendiri. Bukan pula karena di Natuna gue gak punya teman, tapi apa ya? Kadang kala gue merasa asing dengan bahasa daerah di ini. Gue seolah gak bisa menjadi diri sendiri menggunakan bahasa sehari-hari gue. Contohnya mana pernah gue mengucapkan kata “gue” di sini. *ups, ini kenapa gue jadi curhat ya?* bhahaha
Oke, lanjut cerita kembali ke Natuna, gue disambut mbok-mbok jamu bernama jeng Fenty *tiba-tiba dimutilasi sama fenty* :P Fenty ini adalah salah satu pengajar muda yang ditempatkan di Natuna *Cie, Fenty eksis di blog gue, cie* :P Selain disambut turis jepang ini, gue juga disambut oleh aroma durian di sepanjang jalan pulang, dan mata  gue disuguhkan pemandangan menggelantung buah manggis, rambutan dan beberapa buah tropis lainnya. Ternyata kepulangan saya kali ini ke Natuna memasuki musim buah yang cukup melimpah. Setelah selama hampir 8 bulan gue hanya dapat menelan buah pisang dan semangka. Kali ini banyak buah yang dapat gue makan. Iyey! Rezeki anak solehah! :D tau aja, gue ini emang pecinta buah-buahan. Pecinta kamu juga kok. Iya, kamu yang masih niat baca tulisan aku. #eaaaa
Baru sehari kembali gue udah rindu untuk mengajar *Cih, gue lagi pencitraan abis cuti 12 hari*, sayangnya hari Jumat kala itu digunakan untuk latihan persiapan jamboree Hut ke-55 pramuka. *padahal gue seneng karena belum buat RPP :P* di sekolah anak murid membawakan rambutan untuk guru-guru. Rambutan ini punya Sela ternyata. Salah satu murid kesayangan gue di kelas 5. Anaknya cantik tapi hobinya merengut kalau sudah disuguhkan pelajaran matematika. Alhamdulillahnya doi selalu dapat nilai bagus di pelajaran matematika. Hehehe.
Singkat cerita Kak Dev *host fam gue* ngajakin gue selepas solat jumat untuk beli rambutan ke rumah Sela. Tak tanggung-tanggung gue diiming-imingi harga sekilo rambutan Cuma 10 ribu, siapa juga yang gak ingin. Sekitar jam dua siang gue dan Kak Dev sampai di rumah Sela, kami disuruh duduk di teras rumah oleh ayah Sela. Cukup lama menunggu, kami sambil bercerita tentang Sela di sekolah hingga tentang panen rambutan yang kali ini tidak begitu bagus karena banyak yang busuk.
Giliran gue yang syok ketika digiring ke kebun Rambutan oleh kakaknya Sela. Ternyata rambutannya dipetik sendiri-diri sudara-saudara! Eit, tapi ini pengalaman yang cukup menarik. Gue seolah mengulang masa kecil gue di kebun belakang rumah datuk dan oma. Rumah yang sekarang sudah dijual dan dijadikan rumah makan. Tidak seperti di rumah datuk dan oma dulu, pohong rambutan milik Sela ini cukup banyak dan pohonnnya kecil-kecil, sehingga cukup mudah untuk di petik langsung, atau dipanjat. Ah, sungguh mengingatkan masa lalu gue yang suka manjat. Hahaha.
Awalnya masih berusaha memakai galah, lama-lama kewalahan untuk mendapatkan yang merah-merah, dengan modal nekat Kak Dev manjat pohon. Padahal doi pakai baju kurung long dress.  Gue sekarang telah menjadi bundadari ayu nan lemah gemulai, tentunya hanya duduk bersimpuh mengambil rambutan yang telah jatuh sehabis dipetik Kak Dev. *Percayalah, ini beneran kebon jadi gak mungkin gue bisa duduk berisimpuh. :P *
Di tengah gue asik memunguti, gue mendongak ke atas
 dan jengjeng…
Kejadian horror itu terjadi. Gue melihat surga dunia bagi para lelaki. Sayanganya gue bukan berjenis kelamin laki-laki dan pemandangan itu cukup membuat gue trauma. Lama gue mematung, menetralisir keadaan, memastikan apa yang sebenarnya gue lihat. *
 “Han, buah rambutan yang ini tolong dipetik dong!” Kak Dev, menjetik mengembalikan gue ke dunia nyata atas rasa trauma yang baru saja gue lihat.
“I-iya Kak! Sebentar..” ucap gue.
Ini pengalaman gue saat memetik rambutan di Natuna, kalau kamu? :P