Namanya Muttaqien. Beliau akrab disapa dengan Bang Mut. Salah seorang penggamanya Muttaqien. Beliau akrab disapa dengan Bang Mut. Salah seorang penggerak lokal Natuna, yang sempat menjadi aktivis kampus saat berkuliah di UGM. Perkenalan saya dengannya bermula dari nomor beliau yang dikirim oleh teman saya melalui jejaring sosial whats app. Teman saya berkenalan dengan beliau di kapal Bukit Raya dalam perjalanannya menuju Subi dan Serasan. Dari teman, saya mengenal bahwa Bang Mut memiliki taman bacaaan sederhana bernama Pena Senja di pusat kota.
Beberapa minggu setelah itu saya benar-bener bertemu dengannya di rumah baca Pena Senja, bersama beberapa teman saya, yang kebetulan sedang berkumpul di Kota. Saya menemukan beberapa novel anak muda, novel sejarah, politik bahkan tentang buku-buku haluan kiri yang saat ini sudah jarang di pajang di toko buku. Pena Senja, menjadi nyawa sendiri bagi saya yang senang membaca. Terlebih tak kunjung juga, saat itu saya temukan toko buku di pusat ibu kota kabupaten ini. Tak ada pemikiran lebih tentang Bang Mut setelah berkunjung ke Pena Senja.
Waktu terus bergulir, di lain kesempatan saya mendapat kabar beliau akan memboyong gadis Yogyakarta untuk menjadi pelabuhan hatinya. Tak lama setelah itu saya dan beliau diperkenankan Tuhan untuk berkenalan lebih jauh dalam sebuah kepanitiaan. Dari sana saya banyak tau tentang beliau dengan kesibukan yang tiada habisnya. Tak jarang, beliau tak hadir dalam rapat kepanitiaan karena sedang sibuk. Dari kepanitiaan itu pula saya tau bagaimana beliau memandang dan berpikir tentang pola hidup.
Di beberapa waktu setelah lebaran Idul Fitri saya cukup dicengangkan dengan pemikiran beliau tentang cinta yang hakiki sesungguhnya. Belum selesai sampai di situ saya kembali disihir oleh pemikiran beliau tentang bazar murah. Tepukan tangan secara terus-menerus rasanya ingin saya berikan kepada belian.
Berawal dari sisa dana kegiatan Festival Anak Natuna yang cukup besar untuk sekedar dihabiskan untuk berfoya-foya. Beberapa ide muncul dari beberapa panitia untuk menghabiskan sisa dana tersebut mulai dari sisa dana yang dibagikan kepada panitia yang aktif, disumbangkan ke panti asuhan atau mengadakan acara dangdutan sebagai acara perpisahan.
Tercetus ide dari Bang Mut untuk mengadakan bazar murah, dimana sisa dana kegiatan Festival Anak Natuna dapat dibelikan barang pokok yang akan dijual kembali dengan harga murah. Menurut beliau dari sana kami sebagai panitia dapat sekaligus berdonasi dan tetap mendapatkan hasil jerih payah selama mengikuti panitia. Saya sangat salut dengan pemikiran beliau satu ini, karena bazar sudah lama tidak pernah diadakan beberapa tahun ini di Kabupaten Natuna. selain itu usaha mengadakan bazar murah juga sebagai sarana membuka lapangan usaha bagi masyarakat Natuna yang juga ingin menjualkan barang dagangannya. Semoga dalam waktu dekat ini ide-ide hebat ini dapat dilaksanakan dan dapat berlangsung dengan baik.
Ah, ada baiknya sebelum saya pulang, saya menemukan pemuda-pemuda lain seperti Bang Mut di Natuna ini. Agar saya tidak dengan berat hati untuk meninggalkan tempat yang hampir satu tahun ini saya tempati. Oh, lebih baik lagi jika dimana pun saya berada nanti, saya akan menemukan orang-orang seperti Bang Mut ini. Orang-orang yang dapat menjadi penggerak kehidupan bangsa. Semangat menemukan, Han!
kan, Han!
Beberapa minggu setelah itu saya benar-bener bertemu dengannya di rumah baca Pena Senja, bersama beberapa teman saya, yang kebetulan sedang berkumpul di Kota. Saya menemukan beberapa novel anak muda, novel sejarah, politik bahkan tentang buku-buku haluan kiri yang saat ini sudah jarang di pajang di toko buku. Pena Senja, menjadi nyawa sendiri bagi saya yang senang membaca. Terlebih tak kunjung juga, saat itu saya temukan toko buku di pusat ibu kota kabupaten ini. Tak ada pemikiran lebih tentang Bang Mut setelah berkunjung ke Pena Senja.
Waktu terus bergulir, di lain kesempatan saya mendapat kabar beliau akan memboyong gadis Yogyakarta untuk menjadi pelabuhan hatinya. Tak lama setelah itu saya dan beliau diperkenankan Tuhan untuk berkenalan lebih jauh dalam sebuah kepanitiaan. Dari sana saya banyak tau tentang beliau dengan kesibukan yang tiada habisnya. Tak jarang, beliau tak hadir dalam rapat kepanitiaan karena sedang sibuk. Dari kepanitiaan itu pula saya tau bagaimana beliau memandang dan berpikir tentang pola hidup.
Di beberapa waktu setelah lebaran Idul Fitri saya cukup dicengangkan dengan pemikiran beliau tentang cinta yang hakiki sesungguhnya. Belum selesai sampai di situ saya kembali disihir oleh pemikiran beliau tentang bazar murah. Tepukan tangan secara terus-menerus rasanya ingin saya berikan kepada belian.
Berawal dari sisa dana kegiatan Festival Anak Natuna yang cukup besar untuk sekedar dihabiskan untuk berfoya-foya. Beberapa ide muncul dari beberapa panitia untuk menghabiskan sisa dana tersebut mulai dari sisa dana yang dibagikan kepada panitia yang aktif, disumbangkan ke panti asuhan atau mengadakan acara dangdutan sebagai acara perpisahan.
Tercetus ide dari Bang Mut untuk mengadakan bazar murah, dimana sisa dana kegiatan Festival Anak Natuna dapat dibelikan barang pokok yang akan dijual kembali dengan harga murah. Menurut beliau dari sana kami sebagai panitia dapat sekaligus berdonasi dan tetap mendapatkan hasil jerih payah selama mengikuti panitia. Saya sangat salut dengan pemikiran beliau satu ini, karena bazar sudah lama tidak pernah diadakan beberapa tahun ini di Kabupaten Natuna. selain itu usaha mengadakan bazar murah juga sebagai sarana membuka lapangan usaha bagi masyarakat Natuna yang juga ingin menjualkan barang dagangannya. Semoga dalam waktu dekat ini ide-ide hebat ini dapat dilaksanakan dan dapat berlangsung dengan baik.
Ah, ada baiknya sebelum saya pulang, saya menemukan pemuda-pemuda lain seperti Bang Mut di Natuna ini. Agar saya tidak dengan berat hati untuk meninggalkan tempat yang hampir satu tahun ini saya tempati. Oh, lebih baik lagi jika dimana pun saya berada nanti, saya akan menemukan orang-orang seperti Bang Mut ini. Orang-orang yang dapat menjadi penggerak kehidupan bangsa. Semangat menemukan, Han!
kan, Han!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar