07/11/16

Bermain IPS Kreatif

Tahun ajaran baru ini saya menjadi guru IPS. Hal ini merupakan tantangan yang baru, terlebih sudah hampir 9 tahun saya vakum mengenyam pelajaran IPS. Menjadi guru IPS sd tentunya tak sesulit menjadi guru IPS tingkat lanjut. Namun, anak-anak di bawah umur 10 tahun acap kali lebih senang bermain dan mengobrol dengan temannya dibandingkan mencatat.

inilah kami siswa kelas 5
Murid-murid di sekolah penempatan saya, tidak ada yang mempunyai buku cetak. Mereka semua adalah hasil buah langsung dari didikan guru yang bertanggung jawab membimbingnya. Kedepanya mereka akan menjadi apa semua tentunya sangat bergantung pada guru di sekolah. Hal ini lah terkadang menimbulkan rasa takut yang mendalam bagi saya, bagaimana jika didikan saya salah dan mereka terjerumus dalam laut kebodohan? Akan diadili apa saya dihari perhitungan nanti?
Pelajaran IPS menjadi hal yang tidak disukai murid-murid karena tak kalah menjenuhkannya dengan catatan IPA. 
“Akh, ibu….. Catatan lagi? Buku catatan ami lah mau habis bu,”
“Bu, hari ini catatannya ndesah benyok nuee ye…”

Caca yang ngambek karena merasa tidak bisa melakukan role play
Dan masih banyak lagi pernyataan-pernyataan dari murid-murid ketika saya masuk. Untuk menghilangkan kejenuhan di kelas lima, saya mencoba mengadakan role play sederhana dari jenis-jenis kegiatan ekonomi. Murid-murid mendapatan peran sesuai dengan keras sesuai dengan kertas undian yang mereka ambil.  Murid-murid juga harus membuat alat peraga dari kertas Koran yang disediakan. Ada yang senang dan langsung berhayal tentang apa saja yang akan dibuat, ada yang malah kebingungan dan malas untuk melakukan role play. Pastinya hal ini membuat saya tak berhenti-berhenti tertawa.

Hikmah sedang menata dagangan baksonya
Junai dan Hikmah sedang memperagakan menjadi pekerja di industri kain dan tukang bakso ikan

Diki yang sedang asik Membuat topi petani


Junai memakai baju yang dibuatnya sambil membuat benang dari koran
Ada yang berperan sebagai penjual bakso, sebagai pedagang sayur, pencukur rambut, guru, petani, pekebun ubi, penambang logam mulia, pekerja sagu butir, dan pembuat baju, dokter dan nelayan. Ke sebelas pkerjaaan tersebut harus ditebak oleh masing-masing kelompok masuk kedalam kegiatan ekonomi apa saja, mulai dari agraris, ekstraktif, pedagang, industry dan jasa. Mereka mulai bekarya mulai dari membuat cangkul, daung singkong, bakso ikan hingga sagu butir yang kecil-kecil. Di sini sebenarnya jelas bukan hanya mereka yang belajar tapi juga saya yang belajar untuk berusaha paham dengan mereka, mereka pun lebih paham dengan pelajaran yang telah mereka pelajari.


  





Agil sibuk menggunakan alat peraga yang dibuat Junai



 keterangan :
ami lah : kami sudah
ndesah benyok nuee ye: tidak usah banyak betul ya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar