Tahun ajaran
baru ini saya menjadi guru IPS. Hal ini merupakan tantangan yang baru, terlebih
sudah hampir 9 tahun saya vakum mengenyam
pelajaran IPS. Menjadi guru IPS sd tentunya tak sesulit menjadi guru IPS
tingkat lanjut. Namun, anak-anak di bawah umur 10 tahun acap kali lebih senang
bermain dan mengobrol dengan temannya dibandingkan mencatat.
![]() |
inilah kami siswa kelas 5 |
Murid-murid di
sekolah penempatan saya, tidak ada yang mempunyai buku cetak. Mereka semua
adalah hasil buah langsung dari didikan guru yang bertanggung jawab membimbingnya.
Kedepanya mereka akan menjadi apa semua tentunya sangat bergantung pada guru di
sekolah. Hal ini lah terkadang menimbulkan rasa takut yang mendalam bagi saya,
bagaimana jika didikan saya salah dan mereka terjerumus dalam laut kebodohan?
Akan diadili apa saya dihari perhitungan nanti?
Pelajaran IPS
menjadi hal yang tidak disukai murid-murid karena tak kalah menjenuhkannya
dengan catatan IPA.
“Akh, ibu…..
Catatan lagi? Buku catatan ami lah
mau habis bu,”
“Bu, hari ini
catatannya ndesah benyok nuee ye…”
![]() |
Caca yang ngambek karena merasa tidak bisa melakukan role play |
Dan masih banyak
lagi pernyataan-pernyataan dari murid-murid ketika saya masuk. Untuk menghilangkan
kejenuhan di kelas lima, saya mencoba mengadakan role play sederhana dari jenis-jenis kegiatan ekonomi. Murid-murid
mendapatan peran sesuai dengan keras sesuai dengan kertas undian yang mereka
ambil. Murid-murid juga harus membuat
alat peraga dari kertas Koran yang disediakan. Ada yang senang dan langsung
berhayal tentang apa saja yang akan dibuat, ada yang malah kebingungan dan
malas untuk melakukan role play.
Pastinya hal ini membuat saya tak berhenti-berhenti tertawa.
![]() |
Hikmah sedang menata dagangan baksonya |
![]() |
Junai dan Hikmah sedang memperagakan menjadi pekerja di industri kain dan tukang bakso ikan |
![]() | ||
Diki yang sedang asik Membuat topi petani
|
Ada yang
berperan sebagai penjual bakso, sebagai pedagang sayur, pencukur rambut, guru,
petani, pekebun ubi, penambang logam mulia, pekerja sagu butir, dan pembuat
baju, dokter dan nelayan. Ke sebelas pkerjaaan tersebut harus ditebak oleh
masing-masing kelompok masuk kedalam kegiatan ekonomi apa saja, mulai dari
agraris, ekstraktif, pedagang, industry dan jasa. Mereka mulai bekarya mulai
dari membuat cangkul, daung singkong, bakso ikan hingga sagu butir yang
kecil-kecil. Di sini sebenarnya jelas bukan hanya mereka yang belajar tapi juga
saya yang belajar untuk berusaha paham dengan mereka, mereka pun lebih paham
dengan pelajaran yang telah mereka pelajari.
![]() |
Agil sibuk menggunakan alat peraga yang dibuat Junai |
keterangan :
ami lah : kami sudah
ndesah benyok nuee ye: tidak usah banyak betul ya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar