Hola, apa kabar?
Kalian pasti mikir deh ini anak kenapa sih satu dari tadi ngeposting blog
terus? Bukan, ini byukan karena gue mau sok pamer sumpah! Gue nulisnya di hari
yang berbeda-beda, tapi apa daya di desa gue gak ada sinyal internet. *sinyal
telepon aja kudu gantung hp dulu di
jendela rumah atau kalau mau full kudu
cari-cari dulu sinyal di pantai sambil merelakan badan digigitin agas. :(
Oke gak seperti
cerita sebelumnya tentang buah yang gue review,
iya kalau kemarin sih emang guenya aja yang bego. Hahaha. Kali ini gue beneran
mau me-review buah yang belum pernah
gue makan seumur-umur hidup gue. Gue tau itu buah aja dari tangan anak murid
gue yang ketika itu sadar dengan muka
yang mupeng dan kepo. Buah itu bernama mata kucing. Tiba-tiba pikiran
gue melayang pada minuman khas Negara tentangga *Singapore atau Malaysia ya?*
itu loh air mata kucing. Percaya lah itu gak ada hubungannya sama sekali. :P
Oke gue akan
berusaha mendeskripsikan berdasarkan indera pengelihatan, peraba dan pengecah
gue. Caelah, gue sok-sokan bahas seperti asisten dosen teknologi sensori pangan.
*masalah mantan asdos aja gak bisa move on apalagi masalah hati?* #eaaa *
gue nangis dipojokan* *oke lupakan, gue emang lebai* :P
Bentuk
buah mata kucing ini kecil-kecil. Kalau dilihat secara dekat buah ini sekilas
buah kelengkeng. Batangnya yang tipis, kulit buah kuning keemasan dan memiliki
alur berbulir-bulir kecoklatan. Kulitnya juga setipis buah kelengkeng Semuanya
persis! Bedanya buah ini memiliki anak bunga pada setiap buahnya.
![]() |
Anak Bunga |
Gue
yang kepo dengan rasanya kemudian berusaha membuka buah ini. Buah ini cukup
sulit dibuka, bukan karena kulit buah tebal mungkin karena buahnya yang
berukuran kecil. Sekarang gue memperkirakan kenapa anak-anak menyebutnya mata
kucing. Daging buahnya tipis bewarna putih transparan dengan bijinya yang
terlihat jelas, persis seperti mata anak kucing.
Setelah gue
sibuk menilai dari indera pengelihatah dan indera peraba, kali ini gue akan
mencoba mendefinisikan dengan indera perasa gue. Rasa buah ini manis, lembut, juicy, mirip buah kelengkeng. Lebih
mirip dengan rasa buah matoa. Secara keseluruhan gue bisa menyamakan buah ini
dengan kuaci. Kenapa kuaci? Ya karena buah ini enak buat dimakan tapi sulit
untuk dimakan. Butuh perjuangan untuk membukanya yang isinya hanya secuil. Hahaha
:P
Demikan lah
hasil review gue yang absurd itu. :P
Tidak ada komentar:
Posting Komentar