21/08/16

Nasib si Raksasa





Oke kali ini gue mau curhat. Beneran ini mah curhat, kalau gak mau dibaca tolong di skip aja daripada bawaannya jadi benci sama gue. :P Tuh, kamu-kamu yang cepet mau move on dari gue baca tulisan ini aja. *Ini apa? Hani lagi pencitraan banyak yang naksir doi. Bentar lagi blog ini di set as spam nih sama orang-orang. bahahaha*
Jadi ini bermulai dari kepulangan gue ke Natuna. baru sampai sudah ditembak untuk ikutan lomba jalan sehat. Gue sih iya-iya aja gue pikir jalan sehat ya jalan aja. Titik. Tapi ternyata jalan santai plus baris-berbaris. Meski dari jaman gue SD sudah diajarkan saat pramuka, tetap aja gue paling tidak bisa baris-berbaris.
Sialnya lagi adalah gue berbadan tinggi besar macem raksasa. Jadilah gue selalu berada dibarisan terdepan yang artinya kalau gue melakukan kesalahan, matilah kau, Han! Gue ini gak bisa baris-berbaris catet ya saudara-saudara, tolong dicatat. Biar nanti suatu hari gak ada yang ngajakin lomba yang berbau baris-baris lagi. Bhahaha.
 Kesel kadang, dari jaman SMA sampai detik ini kalau ada lomba paskibra, gue pasti kena sebagai pelengkap padahal ikutan ekstrakulikuler paskibra aja engga. Tiap ada pemilihan ke kelas-kelas mencari pelengkap tim paskibra SMA, gue selalu sengaja membungkukan badan gue sebisa gue dan selama itu pula gue selalu kepilih. #Damn
Gue kadang suka meruntuki diri gue waktu kecil yang sempat bercita-cita ingin memiliki tinggi 200 Cm atau dengan kata lain 2 meter. Masih ada dalam memory gue, dulu gue suka pura-pura sakit hanya demi bisa nimbang tinggi badan di rumah sakit, sambil harap-harap cemas bisa bertambah 1-2 Cm. dan sekarang? Percayalah gue menyesal. L
Sebenarnya tinggi badan gue normal-normal saja untuk ukuran cewe luar negri. Tinggi gue hanya 167 Cm, kok! Normalkan? Tapi di Indonesia tinggi segitu sudah cukup bombastis. Pernah beberapa kali harus patah hati karena kecengan lebih pendek daripada gue, walau pada akhirnya gue sempat pacaran sama cowo yang tinggiinya hanya 156 Cm. :P
Kalau menurutmu menjadi orang tinggi itu mengasikkan tidak juga. Kamu bahkan selalu dimaki-maki orang kalau pake heels meskipun hanya 3Cm. Demi Tuhan, gue gak pernah membeda-bedakan orang berbadan pendek dan tinggi, gue bahkan sering gak sadar kebanyakan temen gue lebih pendek daripada gue.  Gue merasa tinggi gue sama dengan mereka. Sampai suatu hari ada seorang temen sekelompok gue saat pelatihan survival bilang gini..
 “Hani, ternyata tinggi juga ya, gue gak mau deket-deket hani ah, Gak keliatan!” *dwaaaar sakit bu, sumpah sakit* :P
Belum lagi dulu saat di kampus. Mata gue itu silidris jadi kalau baca tulisan jauh dan kecil ya keliatan goyang. Gue yang dulu demen belajar ya mau gak mau harus duduk di depan agar bisa mencatat. Sayangnya ada beberapa temen sekelas suka terhalang sama badan gue yang tinggi. Maaf ya, guys. Sumpah kalau bisa jadi pendek gue pengen jadi pendek. Percayalah~!
Kalau bisa gue pengen seperti cewe-cewe lainnya, yang tingginya sekitar 150-160 Cm, jadi gue gak usah merasakan diskriminasi. Gue bisa pake heels setinggi 7-10 Cm. Gue bisa jatuh cinta dengan normal tanpa harus mikir apa tuh cowo mau sama gue yang tinggi, gendut kayak raksasa ini. Gue bisa gak jadi pusat perhatian orang-orang. Kadang suka jengah ketika menjadi pusat perhatian. Bukan karena gue anggun memesona, tapi karena gue yang tinggi menjulang, gendut, item, jerawatan idup pula ganggu pemandangan orang-orang. L
Im so sorry, gue hanya merasa gak percaya diri dengan bentuk tubuh gue yang,,,, ya sudahlah..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar