Oke kali ini gue mau curhat. Beneran ini
mah curhat, kalau gak mau dibaca tolong di skip
aja daripada bawaannya jadi benci sama gue. :P Tuh, kamu-kamu yang cepet mau move on dari gue baca tulisan ini aja.
*Ini apa? Hani lagi pencitraan banyak yang naksir doi. Bentar lagi blog ini di set as spam nih sama orang-orang.
bahahaha*
Jadi ini bermulai dari kepulangan gue
ke Natuna. baru sampai sudah ditembak untuk ikutan lomba jalan sehat. Gue sih
iya-iya aja gue pikir jalan sehat ya jalan aja. Titik. Tapi ternyata jalan
santai plus baris-berbaris. Meski dari jaman gue SD sudah diajarkan saat
pramuka, tetap aja gue paling tidak bisa baris-berbaris.
Sialnya lagi adalah gue berbadan
tinggi besar macem raksasa. Jadilah gue selalu berada dibarisan terdepan yang
artinya kalau gue melakukan kesalahan, matilah
kau, Han! Gue ini gak bisa baris-berbaris catet ya saudara-saudara, tolong
dicatat. Biar nanti suatu hari gak
ada yang ngajakin lomba yang berbau baris-baris lagi. Bhahaha.
Kesel kadang, dari jaman SMA sampai detik ini
kalau ada lomba paskibra, gue pasti kena sebagai pelengkap padahal ikutan
ekstrakulikuler paskibra aja engga. Tiap ada pemilihan ke kelas-kelas mencari
pelengkap tim paskibra SMA, gue selalu sengaja membungkukan badan gue sebisa gue
dan selama itu pula gue selalu kepilih. #Damn
Gue kadang suka meruntuki diri gue
waktu kecil yang sempat bercita-cita ingin memiliki tinggi 200 Cm atau dengan
kata lain 2 meter. Masih ada dalam memory
gue, dulu gue suka pura-pura sakit hanya demi bisa nimbang tinggi badan di
rumah sakit, sambil harap-harap cemas bisa bertambah 1-2 Cm. dan sekarang?
Percayalah gue menyesal. L
Sebenarnya tinggi badan gue
normal-normal saja untuk ukuran cewe luar negri. Tinggi gue hanya 167 Cm, kok!
Normalkan? Tapi di Indonesia tinggi segitu sudah cukup bombastis. Pernah beberapa
kali harus patah hati karena kecengan lebih pendek daripada gue, walau pada
akhirnya gue sempat pacaran sama cowo yang tinggiinya hanya 156 Cm. :P
Kalau menurutmu menjadi orang tinggi
itu mengasikkan tidak juga. Kamu bahkan selalu dimaki-maki orang kalau pake heels meskipun hanya 3Cm. Demi Tuhan,
gue gak pernah membeda-bedakan orang berbadan pendek dan tinggi, gue bahkan
sering gak sadar kebanyakan temen gue lebih pendek daripada gue. Gue merasa tinggi gue sama dengan mereka.
Sampai suatu hari ada seorang temen sekelompok gue saat pelatihan survival
bilang gini..
“Hani, ternyata tinggi juga ya, gue gak mau
deket-deket hani ah, Gak keliatan!” *dwaaaar sakit bu, sumpah sakit* :P
Belum lagi dulu saat di kampus. Mata
gue itu silidris jadi kalau baca tulisan jauh dan kecil ya keliatan goyang. Gue
yang dulu demen belajar ya mau gak mau harus duduk di depan agar bisa mencatat.
Sayangnya ada beberapa temen sekelas suka terhalang sama badan gue yang tinggi.
Maaf ya, guys. Sumpah kalau bisa jadi pendek gue pengen jadi pendek.
Percayalah~!
Kalau bisa gue pengen seperti
cewe-cewe lainnya, yang tingginya sekitar 150-160 Cm, jadi gue gak usah
merasakan diskriminasi. Gue bisa pake heels
setinggi 7-10 Cm. Gue bisa jatuh cinta dengan normal tanpa harus mikir apa
tuh cowo mau sama gue yang tinggi, gendut kayak raksasa ini. Gue bisa gak jadi
pusat perhatian orang-orang. Kadang suka jengah ketika menjadi pusat perhatian.
Bukan karena gue anggun memesona, tapi karena gue yang tinggi menjulang,
gendut, item, jerawatan idup pula ganggu pemandangan orang-orang. L
Im so sorry,
gue hanya merasa gak percaya diri dengan bentuk tubuh gue yang,,,, ya
sudahlah..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar