17/06/17

Story Telling Anak SD untuk Wisatawan Yacht?

  
Siapa bilang pariwisata tidak ada hubungannya dengan pendidikan? Siapa bilang anak-anak di ujung utara Indonesia tidak dapat bertemu dengan warga negara asing? Pun tampil dengan elok di depan wisatawan mancanegara?

Sail Malaysia Passage to the east atau lebih akrab dikenal oleh warga lokal Natuna dengan nama YACHT (Kapal pesiar) merupakan agenda tahunan yang sudah berlangsung kurang lebih selama 3 tahun. Tahun 2017 ini 25 Yacht dari berbagai turis mancanegara kembali merapatkan kapal di tepi Natuna. Yacht merupakan acara reli layar yang berangkat dari Langkawi sampai Sandakan (Sabah, Malaysia) sampai ke pantai utara Pulau Kalimantan. Para peserta pengguna yach ini biasanya 1 tahun penuh berlayar dan kembali ke negaranya saat malam natal.


 Di kepulauan Riau sendiri Kabupaten Anambas dan Kabupaten Natuna yang menjadi tuan rumah. Acara yang berlangsung di Natuna ini berhasil digelar atas kerja sama antara Dinas Pariwisata Natuna dengan Kementrian Pariwisata RI. Acara inti di Natuna berlangsung dari dari tanggal 13-16 Juni 2017.

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, Yacht kali ini tidak hanya dijamu oleh tarian-tarian khas Natuna tetapi juga Story telling dari beberapa anak-anak dari SD di Natuna, yaitu SD trans II, SD 003 Pengadah, SDN Pian Tengah dan SDN 02 Kelarik. Jumlah total anak-anak 7 orang. Selain Story telling anak-anak juga ada yang berpantonim. Story telling ini dapat berlangsung atas kerjasama Pak Erson (Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Natuna) dengan Pengajar Muda XIII Indonesia Mengajar, beserta pihak lain yan terlibat. Story telling ini bercerita tentang asal usul Pulau Bunguran.


Story telling ini sedikit berbeda dari biasanya, anak-anak SD ini melakukannya secara berkesimbungan. Uniknya, anak-anak ini baru saling kenal saat pentas. Tanpa sadar mereka saling mendukung satu sama lain. Jika awalnya mereka malu-malu dan sempat salah melihat semangat dari teman lainnya akhirnya mereka dapat meningkatkan kepercayaan dirinya.


Saya sebagai salah satu satu guru yang pernah mengajar di SDN 003 Pengadah melalui program Indonesia Mengajar tentunya bangga kepada mereka. Hasil jeri payah kecil-kecilan saya merintis ekstrakurikuler drama mulai terlihat. Apalagi saat ini ada Dita (Pengajar Muda XII) yang mengembangkan ekstrakurikuler tersebut tidak hanya dalam bentuk drama tetapi juga pantonim. Saya belajar bahwa suatu hal  kecil yang diniatkan dengan baik pasti akan bergerak maju dengan didukung oleh kesinergisan orang-orang yang memiliki impian yang sama.


Salah satu murid saya selesai berpantonim
Hal lucu yang membuat saya kagum adalah saat sesi tanya jawab antara murid SD dengan peserta yacht. Berikut ini salah satu percakapan yang dikirimkan oleh murid saya Kartini yang akrab Caca.

“Will you recommend Natuna as Vacation or Holiday destination to you’re friend?” ucap Caca tanpa jeda dan bernafas.
Dan peserta yacht menjawab singkat tapi padat  “Absolutely..!!”


Sejujurnya murid-murid saya sudah lama tak mengenyam pelajaran bahasa Inggris, terutama sejak perubahan kurilum yang tak menentu. Saya sangat senang dengan perubahan-perubahan kecil yang dilakukan oleh Dita (Pengajar Muda XII) penerus estafet ke dua perjuangan saya.






Hmmm, mau tau lebih jauh dengan Natuna? Kamu yakin tidak mau jalan-jalan ke Natuna? Yuk, cintai Indonesia! Jangan mau kalah dengan wisatawan-wisatawan asing dipenjuru dunia! Yuk, kita liburan ke Natuna!





Narasumber    : Dita Inata, Uray Anggi

Foto                 : Dita Inata, Caca

2 komentar:

  1. Kaak, itu pian tengah bukan setumuk hahahaha. Kok ak jadi sedih hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haha. Kamu aku tanya di grup tidak merespon.. huhu. Sudah disunting ya buk. Terima kasih atas koreksinya. 😊

      Hapus