Dismenore adalah
suatu penyakit yang melanda sebagian besar wanita saat sedang haid. Perasaan mual,
ingin muntah, nyeri sakit seperti ditusuk-tusuk, pegal-pegal di seluruh kaki
dan tangan dan pusing adalah salah satu gejalanya. Saya salah
seorang korban bulanannya, bahkan saya masih mengalami sakit setalah hari ke
lima haid. Pengalaman ini adalah pengalaman dismenore saya yang paling ekstrim
dimana saya sudah tidak bisa berpikir dan hanya bisa berdoa, “Ya Tuhan selamatkan
saya!”
(17/06/16) Saya,
Fenty, Anin menginap di kediaman Kak Nika, induk semang Kak Fitri dengan tujuan
ke Pulau Sedanau sambil melepas lelah. Versi kali ini adalah belanja-belanja. Kami
menginap di Kecamatan Batubi Jaya, Desa Gunung Putri, tepatnya di Kabupaten
Natuna, Kepulauan Riau.
Kepala saya terasa
sedikit pusing di pagi hari. Saya pikir mungkin karena kurang minum saat sahur,
kebetulan saat itu sedang bulan puasa. Jam
delapan pagi, kami menuju ke sebuah
pelabuhan kecil bernama Sebuton untuk dapat menyeberang ke Pulau Sedanau. Akses
dari rumah Kak Nika menuju Sebuton sebagian besar bertanah merah. Kami harus
berhati-hati menggunakan sepeda motor agar tidak terjatuh. Untungnya tadi malam
hujan tidak datang.
Saya jarang
sekali mabuk laut, namun selama perjalanan menuju Pulau Sedanau rasa mual mulai
melanda. Ditambah terik matahari yang menyengat. Alhasil baru menjelajahi dua toko,
saya sudah lemas. Energi negatif mulai mempengaruh saya. Saya ingin pulang! Tapi
mengingat saya pergi bersama teman-teman yang lain dan saya harus bisa empati
kepada yang lain. Akhirnya saya hanya diam menghemat energi.
Fenty dan Kak
Fitri kemudian mampir ke rumah makan padang untuk makan siang. Kebetulan mereka
sedang tak berpuasa. Saya hanya duduk lemas, menyender di meja karena lelah. Badan
saya rasanya pegal-pegal tanpa sebab. Terbesit dipikiran apakah saya haid? Tapi
seingat saya belum jadwalnya. Jam 1 siang, jukong (kapal kecil) yang tadi
mengantar kami ke Pulau Sedanau datang menjemput.
Beban psikologis
mulai terasa saat hujan turun mengguyur lautan. Ombak kencang beberapa kali
menghalangi jukong, membuat jukong terombang-ambing. Saya benar-benar pusing
saat itu. Saya hanya berdoa agar cepat sampai di Pelabuhan Sebuton. Doa saya
satu jam kemudian terkabul. Tapi sebenarnya dari Pelabuhan Sebuton adalah awal
perjuangan sesungguhnya. Tanah merah yang tadi pagi tidak begitu licin kini
dipenuhi genangan air. Perjalan yang tadi pagi dapat ditempuh dengan waktu
setengah jam sekarang tak bisa lagi. Perut saya sakit bukan main ketika itu, sepertinya
saya benar-benar akan haid.
Saya berdua
dengan Fenty menggunakan motor matik sementara Kak Fitri dan Anin menggunakan
motor bergigi. Sepuluh menit pertama perjalanan berjalan lancar. Meskipun terkadang
sempat licin dan hampir terjatuh. Saya hanya bisa berdoa agar jalan aspal
segera muncul. Sayangnya setelah menit selanjutnya motor saya terjatuh
berkali-kali karena licin. Fenty bahkan akhirnya memilih untuk jalan kaki dan
saya tetap membawa motor. Baru jalan sedikit si motor tak dapat bergerak, semakin
di gas, ban motor semakin masuk ke dalam tanah merah yang licin dan becek.
Baju saya sudah tak berwarna selain coklat. Sepatu
saya penuh dengan tanah. Tangan saya sudah penuh dengan tanah karena terjatuh
berkali-kali. Rasa mual, pening dan lelah menghampiri. Sepanjang jalan sepi tak
ada orang, Kak Fitri dan Anin sudah entah berada di sana. Ya Tuhan, udah gak
tau mau ngapain kala itu. Saya hanya bisa melantunkan nama Tuhan dan
berkali-kali mengulang doa perjalanan. Saya bahkan sudah enggan melihat ke
depan jalan. Karena sepanjang melihat ke depan hanya ada hamparan tanah merah.
Satu jam lebih,
saya berjalan tanpa melihat ke depan. Melihat kebelakang pun hanya da Fenty
yang sedang berjaan kaki. Rasanya sudah di ujung maut. Sampai akhirnya saya
menemukan jalan aspal yang menandakan sebentar lagi akan sampai di rumah Kak
Nika. ALHAMDULILLAH!!!
Kak Nika bahkan kebingungan liat muka saya yang pucet. Katanya bibir saya ungu banget. Gak lama setelah mandi dan bersihin motor adzan magrib pun tiba. Rasa syukur tak henti-henti saat adzan datang. Saya berhasil melalui ujian hari itu!
Dan semalaman hujan deras kak, jalannya semakin bisa buat seluncuran hehe
BalasHapuskenapa ih latin jadi aisyah namanya? hahaa
Hapus