04/03/14

Uang Menentukan Segalanya * Singapore-Tanjung Pinang-Batam PART 3*

                Yeh, lanjut lagi sama cerita yang kemaren. Yes, gue dan oknum APL+JTK sudah singgah di Singapure. Untuk antisipasi segalanya biar gak terjadi hal-hal semacam di bandara. Sesampainya di Changi airport kami langsung lanjut ke Tanah Merah menggunakan MRT untuk dapat membeli tiket ferry Singapure-Batam. Karena gue baru pertama kali ke luar negri jadi noraknya itu loh langsung keluar. Ngeliat mesin pembelian tiket otomatis aja gue takjub. Liat gimana si uang kertas dimasukin dan keluar tiket di lubang kiri atas serta uang receh kembalian dr lubang bawah. *lupakan ke norakan gue*

Sesampainya di Tanah Merah gue mesti naik bus lagi menuju Ferry Harbour. Gue lupa naik bus nomor berapa kalau gak salah sih nomor 35. Tenang aja di Singapure mah gak akan nyasar, di setiap halte ada nomor bus serta peta perjalanannya kok.. J sesampainya di pelabuhan kami menghampiri salah satu agen travel untuk membeli tiket. Bukan, bukan harga yang pertama kami bicarakan secara bisik-bisik, tapi apakah si petugas yang berbaju wanita dan berwajah lelaki itu pria atau wanita. Mukanya sangar banget, men! Melirik ke petugas lain di sampingnya atau yang ngurus administrasi di bagian dalam wajahnya semodel semua. Jangan-jangan……

Karena diantara gue dan oknum APL+JTK yang paling gak fasih berbahasa Inggris cuma oknum APL jadilah dia yang menanyakan ke mbak-mbak itu. #Dusta *percayalah oknum APL yang paling fasih* saat mbak itu menawarkan harga tiket ke Batam kami kembali syok, 25 DS/orang. Kemudian kami keluar perlahan dari agen tersebut. Gue dan oknum JTK masing-masing hanya membawa uang 72 DS sementara perkiraan penginapan  20DS perhari, kami nginep 2 hari. Terus tadi jalan naik MRT dan bus saja sudah habis seorang 4DS perorang dan ini masih hari pertama. Udah mau nangis. Masa di Singapure cm numpang tidur? :(

Kami akhirnya ke agen travel lainnya dan sepertinya memang sudah harga net, untuk ke Batam 25DS. Sementara ada perjalanan baru Singapure-Tanjung Pinang 28DS. Sempat bingung sih, soalnya Kak Mimi rumahnya di Tanjung Pinang. Tapi 3DS dengan bermodal 72DS itu sangat lumayan, percaya lah. L karena dolar Singapure kala itu lagi mahal-mahalnya 9600 rupiah, cuy! Akhirnya kami memilih naik ke Batam, dengan anggapan Kak Mimi bisa jemput di Batam.
 
          muka  lemas sehabis mengeluarkan uang 30SD dihari pertama

Kami memilih agen travel yang pertama tadi, yang petugasnya gahar-gahar itu. Karena kami gak tau apa-apa tentang Batam dan mungkin karena kami juga gak ngerti bahasa si mbal-mbak itu. Dia menggunakan bahasa Ingris-melayu, campur-capur lah pokoknya. Jadi aja pas dia bilang pembelian tiket menuju Nongsapura kami oke-oke aja.

Dengan perasaan lemas, syok tak berdaya, kami langsung menuju Bugis street tempat kami akan menginap (dan masih gak tau mau menginap di hostel/hotel mana). Bus yang membawa kami kembali ke Changi Airport penuh dengan penumpang. Maklum, waktu itu sudah sore dan matahari mulai menyingsing. Setelah menaiki bus kami kemudian naik MRT lagi menuju Bugis street.
untung kebagian tempat duduk :)

Sesampainya di sana kami kembali dibingungkan dengan tempat penginapan. Si oknum JTK dengan pedenya jalan tanpa nanya seoalah tahu jalan. Malam mulai menjelang dan hostel belum juga di temukan. Kami sudah berjalan kurang lebih 20 menit tanpa menghasilkan apapun. Gue malah kesenengan sendiri lihat durian montong besar dijual dengan harga 5DS.

“Na, durian na, durian!” ucap gue malah asik mencium bau durian yang memikat.
Iya, han. Iya! Beli ya ntar!” ucap oknum APL tak kalah semangat. “lupa kalau kita duitnya sekarat.

 Karena malam sudah menjelang, oknum APL kemudian mulai mengeluarkan ke ahliannya untuk bertanya. Mulai nanya sama orang Singapure hingga orang india. Masuk keluar mall menanyakan tempat penginapan terdekat. Gue yang sudah kelelahan memutuskan menunggu di luar mall. setelah oknum JTK dan APL kembali dan tidak membawa hasil apa-apa. Tiba-tiba gue ngelihat ke arah atas sebuah ruko di seberang jalan mall, sepertinya itu sebuah pengunapan.  Di bawahnya ruko itu penuh dengan tempat makan. Saat gue ingin memberitahukan kedua teman gue itu, ternyata di bawahnya memang bertuliskan Backpacker Cozy Corner. KAMPRET! Dari tadi nyariin ternyata tempatnya ada di depan mata namun tak terlihat.

Kami kemudian langsung saja mendatangi penginapan itu. Setelah selesai reservasi kami mendapatan kamar di lantai 3 no 33. Harga penginapan itu 20DS/ malam dengan model dormitori, kasur bertingkat dua dan sekamar untuk berempat orang. free breakfast and wifi. Karena kami cuma bertiga jadi pada hari pertama kami sekamar dengan orang Korea. Lumayan manis, putih, tinggi, sipit, rambut kriting dan coklat. Gue curiga kalau oknum NAO jadi ikut pasti dia kesemsem gila sama orang ini.


 

 

suasana malam hari di Bugis street (perayaan imlek masih terasa kental meskipun sudah lewat)


Malam harinya, setelah berbenah, mandi dan makan popmie. #sedih Kami keluar untuk jalan-jalan dan mencari penginapan di Litle India yang katanya lebih murah. Selama jalan-jalan malam ini tingkah laku si oknum JTK yang baru akhir-akhir gue kenal mulai ketahuan. *devil Laugh* . Sambil mencari juga kami sambil foto-foto di spot yang kece. karena saat itu baru beberapa minggu setelah perayaan imlek, berbagai orname-orname khas China masih banyak menghiasi jalan. Kami jalan lurus entah kemana-mana dan tidak menemukan juga tempat penginapan. Sepertinya sih kami berjalan sudah sampai daerah Litle India karena banyak orang India dan makanan India. #nahloh. Tapi kami tidak menemukan tempat penginapan. Ketemu sih, bagus kece, setingkat bintang dua mungkin. Namanya sih Backpacker apa gitu ya lupa, tapi harganya itu loh 45DS. *Die* gue gak tahu deh nasib gue 2 hari mendatang di Singapure gimana.  :(


   

tingkah laku oknum JTK mulai terungkap #kaboor



*BERSAMBUNG*








Tidak ada komentar:

Posting Komentar