Yeh,
lanjut lagi sama cerita yang kemaren. Yes, gue dan oknum APL+JTK sudah singgah
di Singapure. Untuk antisipasi segalanya biar gak terjadi hal-hal semacam di
bandara. Sesampainya di Changi airport kami langsung lanjut ke Tanah Merah
menggunakan MRT untuk dapat membeli tiket ferry Singapure-Batam. Karena gue
baru pertama kali ke luar negri jadi noraknya itu loh langsung keluar. Ngeliat
mesin pembelian tiket otomatis aja gue takjub. Liat gimana si uang kertas
dimasukin dan keluar tiket di lubang kiri atas serta uang receh kembalian dr
lubang bawah. *lupakan ke norakan gue*
Sesampainya di
Tanah Merah gue mesti naik bus lagi menuju Ferry Harbour. Gue lupa naik bus
nomor berapa kalau gak salah sih nomor 35. Tenang aja di Singapure mah gak akan
nyasar, di setiap halte ada nomor bus serta peta perjalanannya kok.. J sesampainya di
pelabuhan kami menghampiri salah satu agen travel untuk membeli tiket. Bukan,
bukan harga yang pertama kami bicarakan secara bisik-bisik, tapi apakah si petugas
yang berbaju wanita dan berwajah lelaki itu pria atau wanita. Mukanya sangar
banget, men! Melirik ke petugas lain di sampingnya atau yang ngurus
administrasi di bagian dalam wajahnya semodel semua. Jangan-jangan……
Karena diantara
gue dan oknum APL+JTK yang paling gak fasih berbahasa Inggris cuma oknum APL
jadilah dia yang menanyakan ke mbak-mbak itu. #Dusta *percayalah oknum APL yang
paling fasih* saat mbak itu menawarkan harga tiket ke Batam kami kembali syok,
25 DS/orang. Kemudian kami keluar perlahan dari agen tersebut. Gue dan oknum
JTK masing-masing hanya membawa uang 72 DS sementara perkiraan penginapan 20DS perhari, kami nginep 2 hari. Terus tadi
jalan naik MRT dan bus saja sudah habis seorang 4DS perorang dan ini masih hari
pertama. Udah mau nangis. Masa di Singapure cm numpang tidur? :(
Kami akhirnya
ke agen travel lainnya dan sepertinya memang sudah harga net, untuk ke Batam 25DS.
Sementara ada perjalanan baru Singapure-Tanjung Pinang 28DS. Sempat bingung
sih, soalnya Kak Mimi rumahnya di Tanjung Pinang. Tapi 3DS dengan bermodal 72DS
itu sangat lumayan, percaya lah. L
karena dolar Singapure kala itu lagi mahal-mahalnya 9600 rupiah, cuy! Akhirnya kami
memilih naik ke Batam, dengan anggapan Kak Mimi bisa jemput di Batam.
muka lemas sehabis mengeluarkan uang 30SD dihari pertama
Kami memilih agen
travel yang pertama tadi, yang petugasnya gahar-gahar itu. Karena kami gak tau
apa-apa tentang Batam dan mungkin karena kami juga gak ngerti bahasa si
mbal-mbak itu. Dia menggunakan bahasa Ingris-melayu, campur-capur lah pokoknya.
Jadi aja pas dia bilang pembelian tiket menuju Nongsapura kami oke-oke aja.
Dengan
perasaan lemas, syok tak berdaya, kami langsung menuju Bugis street tempat kami akan menginap (dan masih gak tau mau
menginap di hostel/hotel mana). Bus yang membawa kami kembali ke Changi Airport
penuh dengan penumpang. Maklum, waktu itu sudah sore dan matahari mulai
menyingsing. Setelah menaiki bus kami kemudian naik MRT lagi menuju Bugis street.
![]() |
untung kebagian tempat duduk :) |
Sesampainya di
sana kami kembali dibingungkan dengan tempat penginapan. Si oknum JTK dengan pedenya
jalan tanpa nanya seoalah tahu jalan. Malam mulai menjelang dan hostel belum
juga di temukan. Kami sudah berjalan kurang lebih 20 menit tanpa menghasilkan
apapun. Gue malah kesenengan sendiri lihat durian montong besar dijual dengan
harga 5DS.
“Na, durian
na, durian!” ucap gue malah asik mencium bau durian yang memikat.
“Iya, han. Iya!
Beli ya ntar!” ucap oknum APL tak kalah semangat. “lupa kalau kita duitnya
sekarat.
Karena malam sudah menjelang, oknum APL
kemudian mulai mengeluarkan ke ahliannya untuk bertanya. Mulai nanya sama orang
Singapure hingga orang india. Masuk keluar mall menanyakan tempat penginapan terdekat.
Gue yang sudah kelelahan memutuskan menunggu di luar mall. setelah oknum JTK
dan APL kembali dan tidak membawa hasil apa-apa. Tiba-tiba gue ngelihat ke arah
atas sebuah ruko di seberang jalan mall, sepertinya itu sebuah pengunapan. Di bawahnya ruko itu penuh dengan tempat
makan. Saat gue ingin memberitahukan kedua teman gue itu, ternyata di bawahnya
memang bertuliskan Backpacker Cozy Corner.
KAMPRET! Dari tadi nyariin ternyata tempatnya ada di depan mata namun tak
terlihat.
Kami kemudian
langsung saja mendatangi penginapan itu. Setelah selesai reservasi kami
mendapatan kamar di lantai 3 no 33. Harga penginapan itu 20DS/ malam dengan model
dormitori, kasur bertingkat dua dan sekamar untuk berempat orang. free breakfast and wifi. Karena kami cuma
bertiga jadi pada hari pertama kami sekamar dengan orang Korea. Lumayan manis,
putih, tinggi, sipit, rambut kriting dan coklat. Gue curiga kalau oknum NAO
jadi ikut pasti dia kesemsem gila sama orang ini.

suasana malam hari di Bugis street (perayaan imlek masih terasa kental meskipun sudah lewat)
Malam harinya, setelah berbenah, mandi dan makan popmie. #sedih Kami keluar untuk jalan-jalan dan mencari penginapan di Litle India yang katanya lebih murah. Selama jalan-jalan malam ini tingkah laku si oknum JTK yang baru akhir-akhir gue kenal mulai ketahuan. *devil Laugh* . Sambil mencari juga kami sambil foto-foto di spot yang kece. karena saat itu baru beberapa minggu setelah perayaan imlek, berbagai orname-orname khas China masih banyak menghiasi jalan. Kami jalan lurus entah kemana-mana dan tidak menemukan juga tempat penginapan. Sepertinya sih kami berjalan sudah sampai daerah Litle India karena banyak orang India dan makanan India. #nahloh. Tapi kami tidak menemukan tempat penginapan. Ketemu sih, bagus kece, setingkat bintang dua mungkin. Namanya sih Backpacker apa gitu ya lupa, tapi harganya itu loh 45DS. *Die* gue gak tahu deh nasib gue 2 hari mendatang di Singapure gimana. :(
![]() |
tingkah laku oknum JTK mulai terungkap #kaboor |
sebelumnya di : flight-to-flight *singapore-tanjung pinang-batam part 2*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar