24/12/15

TRAGEDI CAIRAN PEMBERSIH

“Eh, ada yang pingsan loh, ada yang pingsan!” bisik beberapa orang di samping gue, saat sampai di ruang pertemuan diacara KBB (kegiatan belajar dan bermain).
 Perkataan itu cukup membuat gue penasaran. Siapa yang pingsan? Anak SD yang kunjungan KBB ada yang sampai pingsan? Kenapa? Kecapean? Atau siapa yang pingsan? Anak SD nya? Atau salah satu teman seangkatan yang pingsan? Baru juga 3 minggu gue di pelatihan sudah ada berita heboh aja.
Kejadian tragis itu terjadi di Sabtu siang minggu ke-3. Pada pagi hari euphoria dipelatihan cukup campur aduk, ada yang bahagia ada juga yang terlihat muram. Mungkin karena pagi hari itu diumumkan daerah penempatan. Belum selesai euphoria itu kami sudah harus mengurus anak-anak diacara kegiatan belajar dan bermain (KBB) yang kami buat.
 Gue kemudian meminta beberapa siswa yang gue damping untuk duduk agar gue lebih tau jelasnya tentang kejadian ini. Kebetulan gue jadi pendamping kelompok untuk anak-anak kelas 1 dan 2.  Gue yang penasaran kemudian ikut nimbrung pembicaraan yang lumayan ramai itu. Usut punya usut ada yang meminum cairan pembersih.
Setelah gue kelola lebih dalam lagi pembicaraan yang cukup histeria ini, ternyata yang minum cairan pembersih adalah oknum L, salah satu teman gue di pelatihan. Wow, pikiran gue bekerja. Oknum L ini kenapa? Apakah dia stress mendapat daerah penempatan yang tak sesuai, lalu melakukan tindakan di luar nalar? Atau ada jin iprit yang membisikkan oknum L untuk minum cairan pembersih tersebut? Atau kalian ada yang bisa beri tahu gue?
Setelah selesai KBB, gue balik ke barak. Di barak, masih ramai dibicarakan tentang oknum L. Tanpa rasa bersalah gue masuk barak dan ke kamar mandi. Setelah keluar, kamar mandi, oknum A, salah satu temen di pelatihan menjerit-jerit, “Ini, nih yang di minum si oknum L, parah-parah ini dikira fres*t*a. siapa sih yang taruh cairan pembersih di botol fres*t*a ini?”
Perhatian gue teralih oleh perkataan si oknum A. Dwaaar, seperti ada besi tua yang menempeleng kepala gue. Itu kan punya gue. Sebotol pencuci piring yang biasanya gue letakan di lemari gue. Setengah tidak yakin, gue semakin mendekat, di sebelahnya masih tergeletak piring dan sendok kotor yang gue yakin punya gue. Karena satu-satunya orang yang cuci piring di barak itu hanya gue, yang lainnya dicuciin oleh petugas catering. Damn! Kali ini mau siapa lagi yang disalahkan?
Perasaaan gue, sebelum acara KBB gue sudah mencuci piring kotor itu. Tapi ternyata, memang pengarang sejati daya hayalnya tinggi banget ye. ( Belum menyuci piring aja udah berasa nyuci piring. Salahnya kejadiin ini hingga menelan korban. Sumpah gue merasa bersalah abis. Kalau oknum L, kenapa-kenapa gimana?
Tidak berapa lama, oknum L kembali ke barak, dengan muka masih terlihat sayu. Dia bilang dia sudah diberi obat penetral, namun dia masih merakan busa-busa sabun di sela-sela tenggorokkannya. Tuhan, ampuni saya! Saya melakukan segala daya upaya untuk membuatnya cepat kembali sembuh, dengan memberikannya susu UHT putih. Oknum L ini cuma merasa senang saat saya tawarkan sekotak susu UHT, dia belum tau siapa penyebab kejadian tragis kala itu. Ampuni saya, Oknum L. sungguh, saya tidak bermaksud apa-apa. :(

27/11/15

Love You


Voila, apa kabar semua.
Kali ini mau sedikit curhat, gak papa ya? (padahal emang suka curhat di blog kerjaannya)

Sudah hampir 3 minggu gue ngecamp dan di sana ada beberapa budaya yang harus diikuti. Salah satunya jadwal piket yang harus mengingatkan temen-teman tidur maksimal jam 23.00 malam dan hp yang diambil Senin pagi sebelum upacara. Sayangnya Senin itujadwal piket gue. Jadi setiap minggu malam gue akan mengingtkan teman-teman untuk tidak tidur malam. Hari itu besoknya ada kunjungan sekolah keluar kota, jadi rencananya akan berangkat pagi. Para fasilitator meminta tim piket untuk mengingatkan agar tidak tidur malam. Padahal selesai serah terima briefing piket itu jam 10 malem lebih. Rasanya ngantukpengen cepet-cepet tidur.
Tapi……
Pengen denger suara orang terdekat. Tapi ngantuk, terus Senin pagi kali itu bus untuk kunjungan sekolah akan berangkat jam setengah 6 pagi. Jadi hp juga dikumpulkan jam segitu juga. Sempa bete karena info itu baru dikabari pas minggu malam. Jadi memang hari itu kok rasanya belum puas ngobrol sm orang-orang terdekat.
                Solusi cepat menghilangkan rindu adalah minta orang-orang terdekat untuk mengirimkan voice note biar rasa rindu tersampaikan. #eaaa  jadi aku minta salah satu oknum terdekat untuk merekam suaranya melalui WA. Sayangnya, gue lupa, sumpah gue lupa banget. Hp gue itu sempat eror untuk speaker, setelah kecelakaan tempo lalu. Jadi percuma juga minta orang-orang kirim voice note ke gue, gue juga gak bisa denger. Rasanya gundah gulana banget, antara ngantuk, cape tapi masih rindu dengar suara-suara orang terdekat.
Gue masih berusaha mencoba agar hp gue bisa mengeluarkan suara sambil berteriak sambil berteriak “ayo-ayo tidur yuk, sudah malam..”
Gue berusaha mengecil dan membesarkan volume suara hp, menekan-nekan hp, siapa tau ada suara. Setengah capek, akhirnya gue menyerah dan tiba-tiba terdengar suara itu. Suara sangat ngebas, berat dan sangat kencang. Gue kenal banget suara itu. “………………… LOVE YOU”.
 Gue freeze, pura-pura mati. Anak-anak pada rame, ”siapa itu siapa itu?”
Mampus! Semoga gak ada yang tau, suara itu berasal dari voice note HP gue. Harga diri gue men.
Selang beberapa detik, anak-anak mulai tenang tapi…….
Oknum AV temen sebelah kasur gue nyeletuk. “Hani tuh, Hani!”
Gue hanya bisa pura-pura tidur berharap mereka lupa seiring terlelapnya mereka.

03/10/15

Bahagia itu Semu Doa itu Kepastian



Apakabar semua? Sudah lama tak bersua. Banyak, banyak cerita yang belum sempat gue ceritakan. Cerita kali ini adalah doa terpanjang dalam hidup gue, harapan dimana, yang hingga gue nulis hari ini pun, gue belum dikasih kepastian. God, please jabah doa hambamu ini...

Berawal dari dulu, gue yang masih kuliah pengen banget ikutan indonesia mengajar (IM). Ampe gue tulis disalah satu status fb, *udah gue cari pusing sendiri, bhahaha. Ternyata gue terlalu sering update status fb. :P * Dan sampailah pada hari itu... tanggal 17 September 2015, sehari sebelum ibu ulang tahun. Tanggal yang sumpah bikin gue bahagia...... bahagia banget... Sekaligus muram.

Back to the topic, gue udah kedua kalinya ikut seleksi  IM. Yang pertama (angkatan X) GAGAL, cuma sampai dirrect assesment (DA). Pas ada email gue dinyatakan gak lolos, dunia rasanya ancur. Lebay sih, tapi sumpah 3 hari gue down banget. Tapi gue belajar banyak di sini. Gue gak boleh NYERAH!

Gue berusaha tetep konsen, fokus ke kerjaan gue lagi. Apalagi saat itu gue sebenernya juga lagi sibuk untuk naik jabatan. Well, gue rasa Tuhan emang baik, gue disuruh untuk fokus kerjaan dulu. Alhamdulillah, akhir gue resmi jadi MOD udah bukan lagi MT ataupun bukan MOD akting. Di situ gue mulai merasa sayang sama Tuhan. Di kala masih suka melalaikan kewajiban gue, Tuhan masih aja sayang sama gue.

Bulan Mei akhir kalau gak salah IM, buka pendaftaran lagi untuk angkatan XI. Gue kemudian daftar lagi. Ini adalah salah satu harapan dan doa terpanjang gue selama gue hidup. Hahaha. Lebay, tapi ini serius. Setelah gue isi esai yang sedikit berbeda dengan esai angkatan X, tanggal 23 Juni gue masuk proses DA lagi. Bhahaha. Ada yang sama ada yang beda dengan DA sebelumnya, yang pasti kalau DA sebelumnya gue gugup, kali ini gue lebih santai, mungkin karena udah pernah mengalami kali ya? :P

Hasil seleksi untuk tes medical chek up (MCU) akan diumumkan dua minggu setelah seleksi dengan perkiraan gue, minggu pertama di bulan Juli. Sumpah dari hari Senin sampe Minggu, di minggu pertama bulan Juli gue galau pantengin email tiap hari. Dan di sanalah awal kesabaran gue di uji. Dari 15 orang yang tes berbarengan dengan gue hanya satu orang yang langsung diminta tes  medical chek up. Her name is Happy.  HAPPY is verry lucky girl ..! :D Sisanya ada yang diinformasikan gagal dan ada yang di-pending hingga minggu ke dua atau ke tiga  bulan Agustus. Dan gue adalah salah satunya.




Oke, masih sebulan lebih lagi, sumpeh masih lama. HEU. Tapi gue berusaha sabar, dengan asumsi kaki gue juga belum sembuh, kalau gue tetep nekat siapa tau pas MCU malah gak lolos. Gak tau kenapa makin hari gue merasa semakin takut, takut terlalu berharap mendahului kuasa Tuhan dengan pikiran-pikiran manis gue, di sisi lain gue takut, takut sudzon sama Tuhan dengan pikiran-pikiran buruk gue. Sampai tanggal 14 Agustus datang, mereka-mereka yang digantungin sama kaya gue, dikabari bahwa mereka lanjut ke tahap MCU. Haaaaaaaa, sumpah lemes, lemes banget, cuma gue dan Anwar yang gak dapat email. Udah fix banget kayaknya gue gak akan lolos. And then gue kabur ke Jogja buat refreshing, padahal hanya dapat dapet libur 2 hari, 17-18 Agustus tapi gue nekat langsung cus.

Kemudian gue mulai mengiklaskan, mungkin bukan waktunya gue ikut IM. Gue udah mulai pasrah kalau ada email rejection dari pihak IM. Makin takutnya gue sampe bela-belain gak tau malu whats app Kak Ncan (Panitia rekrutmen IM), nanyain kapan email rejection muncul. Bhahaha.

Tanggal 25 Agustus email  dari  IM pun hadir kembali. Membuat gue nangis, ngebuat gue kembali berharap. Lagi-lagi doa gue ditangguhkan sama Tuhan. Mungkin Tuhan mau lihat seberapa besar dan seberapa kuat permohonan gue ke Beliau.




Gue kemudian kembali berdoa, kembali berharap, kembali meminta dan dasyatnya lagi Tuhan punya kejutan-kejutan kecil buat gue. Beliau menghadirkan seseorang untuk menemani hari-hari gue. *semoga kamu yang terakhir ya mas.. :D oke, sorry rada OOT  :P*  Tanggal 11 September gue di email lagi sama pihak IM. Lagi-lagi emailnya membuat gue harus banyak berdoa. Yeee, gue masuk sebagai kandidat meski hanya sebagai cadangan. :D gak, tau sih sebenernya mesti senang atau sedih dapat email itu. Senang-seenggaknya bisa jadi cadangan, sedih-karena saat gue berdoa bisa jadi pengajar muda di IM, maka saat itu secara gak langsung gue juga berdoa agar ada seseorang disana yang mengundurkan diri.



Kemudian waktu berjalan seolah sangat cepat,  tanggal 12-14 September gue liburan ke Bangka Belitung, 15 September nya gue tes MCU. 16 September gue langsung  diumumin lolos sebagai  Calon Pengajar Muda XI. Wee, gue di kantor nangis sesunggukan, bahagia banget. Tanggal 17 September gue tandatangan kontrak.



Tanggal 17 September adalah momen terbahagia sekaligus momen tersuram dalam hidup gue. Tanggal itu juga hasil MCU turun dan hasilnya adalah gue fit with medical Note. Dan note-nya cukup membuat gue down. Ada Lesi TB di paru-paru kanan gue dan SEDANG AKTIF PROSES. Tanpa babibu tanggal 18 nya gue langsung ke dokter paru-paru. Tanggal 21, gue ambil hasil lab dan Hasil rotgen ulang. Hasil rotgen ulang pun sama, gue mengidap TB, meskipun dari hasil lab negatif.




Gue down. Sangat-sangat down. Kenapa? Karena harus rawat jalan intensif 6 bulan, dan penyakit itu menular, meskipun untuk hasil lab gue negatif yang artinya untuk penularan sangat minim. Haha, tapi tetep aja gue down, belum lagi dokter menginformasikan spekulasi-spekulasi terburuk kemungkinan yang terjadi pada gue nantinya. Hell, kemungkinan gue gak akan bisa lanjut IM.
 Dokter yang nanganin gue, ngebuat janji konsul lagi untuk tanggal 7 Oktober nanti, karena dia cuti. Gue kemudian coba pasrah menghubungi pihak IM, dengan spekulasi terpahitnya gue bakal di CUT dari IM. 

DAN LO TAU APA YANG TERJADI? TUHAN TUH MAHA BAIK, BAIK, BAIK BANGET..! SUMPAH! BELIAU PASTI MASIH SAYANG, GUE. :D 

  Pihak IM, bilang itu tergantung dari keputusan dokter bukan dari keputusan mereka. Karena bagaimana pun yang lebih mengetahui tentang penyakit gue ya cuma dokter paru-paru. Dan di sini lagi-lagi cuma DOA yang bisa gue lakuian agar dokter membolehkan gue pergi jauh ketempat yang mungkin minim kesehatan. Dan hanya itu yang bisa gue lakukan sampai tanggal 7 besok.


Dari sini gue banyak banget dapet pelajaran, bahwa BAHAGIA ITU SEMU DAN DOA ITU KEPASTIAN. Sumpah gue sayang banget sama Tuhan. Gue cinta sama Tuhan. karena diwaktu yang hampir bersamaan dia ngabulin doa gue plus ngasih gue hadiah seseorang yang nantinya Insya allah bisa jadi imam gue *aduh sori gue, sedikit lebay, haha* Tapi bener deh Tuhan tuh maha baik, coba bayangin gue dikasih informasi kena lesi TB, sebelum gue kenapa-kenapa. Gue gak bisa banyangin, apa iya gue  bisa menerima penyakit gue, kalau gue udah sampai tahap batuk berdarah? 

Ya ALLAH, Hani sayang ALLAH. :D

30/08/15

Istri Oknum ADP *Gunung Kidul-Kali Biru Part 2*

Lanjut lagi~ Kisah ini berawal di hari Minggu malam tanggal 16 Agustus lalu. Kali ini gue  udah di kereta. Kereta baru aja datang dan gue langsung mencari gerbong kereta gue. Pas masuk gerbong tempat gue masih sepi, asik bisa lenyeh-lenyeh~ gue menaruh barang bawaan gue dan mengambil setangkup roti untuk diolesi selai. Gak berapa saat ada ibu-ibu datang menbawa banyak barang bawaan. Dan kebiasaan kepo gue muncul, untuk memperhatikan ibu-ibu itu. Perkiraan gue, usia si ibu itu awal 40an, dia memakai baju kuning kalem penuh dengan aksesori cincin dan gelas. Sepertinya orang kaya, entahlah....

Gue mulai tersenyum untuk membuka percakapan, saat ibu itu sudah duduk nyaman, di depan gue. Percakapan basa-basi pun dimulai. Dan..... jeng-jeng.... si ibu ini orangnya kelewat ceriwis. Dia cerita macam-macam tentang bapaknya yang orang Palembang, dia yang dari kecil tinggal di Bogor, sampai anaknya yang di Jogja ini nikahnya dengan cara DIJODOHIN *Eh, ke capslock* :P , sampai cucunya dari anaknya yang tinggal di Jogja ini udah SD, sampe cucunya yang kecil ikut sm besannya di Lampung, sampe......... sampe......... *saya letih mendengarkanya* bhahahaha, tapi ibu ini baik banget sih. Lucunya, kita bawa oleh-oleh yang sama untuk yang di Jogja. :D

Di tengah-tengah si ibu bercengkarama, gue coba menghubungi oknum ADP, soalnya tadi terakhir kontak gue lagi kalut takut terlambat. Karena suara tak terdengar, jadinya si oknum ADP ini yang menelepon. Eh, pada masih inget kan oknum ADP itu siapa? Iya, itu yang tidurnya suka bikin anakan sungai.  :P #kaboooor        

Teleponnya lumayan lama dan ngalor-ngidul, dari yang gue kasih info gue udh di kereta, sampai ngomongin rencana jalan besok, tadinya tanggal 17 Agustus gue mau mantai aja bareng oknum ADP dan baru gabung sama Eja n Ono tanggal 18 Agustus. Tapi karena jeng Retno satu itu telat kereta jadi jadwal yang eja-ono udah buat kacau. L si Eja dan Ono akhirnya minta aku + oknum ADP ikut mereka rental mobil tanggal 17 ke Kali Biru dulu, 18 nya baru ke pantai. Kan gak mungkin, wong tanggal 18 rencananya sore jam 3 an gue udah mau balik. *padahal gue, emang pelit aja, kalau harus patungan rental mobil, mending ngemotor aja kan bareng oknum ADP? #GRATIS* bahahaha.

Dari yang ngomongin jalan-jalan tiba-tiba penyakit gue kambuh, malah jadi gak fokus. Peyakit suka gombalin anak orang kambuh. Mulailah pembicaraan sesekali diselingi gombalan. Lagi asik-asiknya ngegombal, tiba-tiba oknum ADP  bilang gini....

                “Han, han bentar deh...”
                “Kenapa mas?” Gue spontan bilang kaya gitu.

Dan......................................................
Ada suara baru, yang gak gue kenal muncul di balik telepon genggam gue.

                “Haloooo?”
                “EE, iya...” ucap gue sedikit syok tak mengenali suara orang ini.
                “Saya, ISTRINYA Mas ***a. Ini siapa ya?”

                “Oooo, saya Hani Temannya. Ini ibunya ya?” *syok terapi* ini gue yakin banget ibunya oknum ADP, aduh mampus, kenapa jadi ibunya yang bicara sama gue? Aduh, belum siapa gue jadi menantunya. #EH.*Salah fokus*

                “Bukan ini istrinya....”
                “Oooo,” mampus gue dari tadi cuma bisa ngomong oo-oo doang. Help me pliss >_<
                “Katanya mau ke Jogja ya?”
                “Iya, hehehehe,” *alhamdulillah ya, akhirnya gue bisa ngeluarin kata-kata lain selain oooo*
                “Kapan?”
                “Ha-Hari ini. Besok sampainya,” ucap gue masih canggung.
                “Owalah, kamu orang mana?”
                 “Orang Pamulang, hehehe,”

                “Oh, gitu.......” hening tercipta beberapa detik kemudian terdengar suara menjauh “ Mas, ini temenmu siapa tadi namanya? Udah ah...”

                “Halo?” terdengar suara barito oknum ADP lagi.
                “MASSSS!!” suaraku setengah berjerit lupa kalau lagi ditengah keramain kereta.  “Sumprit, canggung abis sumprit. Malu ih. Itu ibu kamu ya, Mas?” tanya gue mulai mengintrogasi oknum ADP ini.
                “Iya, bhaha. Emang enak? Bhahaha. Makanya jangan suka gombalin orang. Kenakan gue kerjain?”
                “Malu ih, mas malu!” *SUMPAH YA INI ANAK SATU MINTA DIMAMAMIN CABE KALI YA. ADUH, SUMPAH JANTUNGAN GUE.*   

                “Bhahaha, dari tadikan juga di loudspeaker, Han,”

                “Apah?” *masih syok* “Yang,gombalan enggak kan, Mas?” *Anjir, urang teh kesannya pecicilan pisan, gombalin mas-mas telah beristri* *tears*  :’(

                “Di-loudspeaker dong orang-orang rumah pada ketawa malah tadi....”
                “Oh, gitu....” #lemes “Yaudah, deh Mas, aku mau tidur dulu, matiin ya teleponnya, matiin..”

Men, sumpah men! Malu, men! Kepret banget ituloh si oknum ADP. Aduh, kan gue kesannya pecicilan, centil banget jadi cewe. Padahal kan cuma bercanda. Kan, malu banget. Malu ih. Topeng mana topeng?    :’(

27/08/15

Gunakan Kesempatan Sebisa yang Kamu Bisa *Gunung Kidul – Kali Biru Part 1*



Wohooo, kali ini gue mau nyeritain pengalaman gila gue. *Menjangan udah bener-bener lupa* *edisi lelah menunggu foto-foto dari yang lainnya* *edisi  narsis tapi gak tau diri* kali ini gue mau cerita tentang ide gila gue ke Yogya dadakan. Iya Yogyakarta, tempat kamu tinggal~ iya, kamu~ #eaa
Jadi sebenarnya gue mulai penat banget sama kerjaan, sengaja niat minta jatah libur dua hari berturut-turut sama papih~ dan dikasih tanggal 17-18 Agustus. Gue pikiranya mau ke Bandung mau ketemu temen kuliah, ke Nangor, jengukin temen yang udah punya debay. Pokoknya rencananya manis banget lah ya, sampe gue lupa tanggal 15-17 itu long week end.   And anak muda jaman sekarang udah pada punya rencana masing-masing.. :’( Ada yang ke Dieng, ada yang ke Singapore, pokoknya sibuk masing-masing deh. *tears* Tadinya mau nekat aja mau main ke sepupu, tapi kok mulai ragu takut lagi repot, mane lagi kagak ada pembantu. Sempet mikir apa gue nge-hotel gitu ya, terus main di Bandung sendirian *asek, ceritanya gue tajir,mau nginep di hotel mahal* Tadi sempat mikir apa nginep di tempat nyokap aja ya, kan lumayan sok-sokan berenang cantik *padahal kagak bisa berenang* bhahahaha.
Tetiba hari Minggu patner gue minta tuker jadwal supaya gue jadi pagi, dan gue baru masuk lagi hari Rabu siang, mayan banget kan buat liburan yang jauh? Tiba-tiba langsung kepikiran mau ke Yogjakarta, kebetulan si Eja dan Ono sebenernya ngajakin ke Yogya tanggal 15 Agustus, kan mayan kalau gue bisa gabung mereka sehari doang ditanggal 17 Agustusnya. Gue langsung ngehubungi berbagai pihak yang ada di Yogja, ya Dika, ya Tsabit, ya Mas Dita, ya, si....... *eh, gak jadi deh, kan doi yang minta jangan neghubungi lagi apapun yang terjadi* #eaa, Hani mulai mengenang masa lalu, ea, Hani curhat abis-abisan* *oke-oke fokus lagi ke depan.*
Gue hubungin Tsabit doi sok sibuk mau ke Merapi, gue hubungi ayang Dika, doi juga sibuk mau jadi tiang bendera pas upacara, tanggal 18 Agustus nya juga  doi ulang tahun dan masuk kerja *kok gue jadi curiganya doi ga mau diketemui karena takut gue minta traktiran ya?* bhahaha pilihan terkahir hubungi Mas  Dita, dan alhamdulillah doi bisa nemenin gue jalan2 katanya. *alhamdulillah ya, rejeki anak solehah*
Minggu habis kerja gue langsung capcus ketar-ketir, mau berangkat ke stasiun, kereta berangkat jam 21.45 wib. Gue berangkat dari rumah jam 8 malem, sambil ketar-ketir takur telat, sampai di Stasiun Sudirman karena takut telat akhirnya gue milih naik ojeg ke pasar senen. Mayan 30 ribu tapi gue males berdebat tentang harga jadi gue okein aja. Bahaha.
Di jalan gue kalut takut ketinggalan kereta, soalnya si Ono ketinggalan kereta dan acara jalan-jalannya jadi lumayan berubah total. Si bapak ojeg mulai ngajakin gue ngobrol, doi bilang, doi cuma iseng-iseng jadi tukang ojeg, buat nambah penghasilan. Dan tau gak sih, doi itu kerja di Bank ma*di*i? Sesuatu banget ya, padahal doi pegawai bank, tapi masih aja mencari penghasilan tambahan malem hari kayak gini.   Yang gue pelajari malam itu banyak banget yaitu salah satunya, Tuhan bakal ngasih jalan buat mereka yang mau berusaha keras, yang mau gunakan kesempatan yang dia punya. So, jangan pernah mau menyerah dengan keadaan. Apapun itu seberat apapun itu, kita harus berusaha, tapi inget usahanya yang halal ya.. :D biar tambah berkah.

*bersambung*

02/07/15

Jangan Lupa Bersyukur, Han!

Sorry , nih kalau cerita Menjangan-Banyuwangi, rada gue skip dulu. Sudah ampir 3 pekan ya gue vakum. *kayak ada yang baca*. Kali ini gue mau nulis tentang kejadian yang terjadi tanggal 12 kemarin. Momentum yang, yah.. yang mikir gue untuk lebih hati – hati untuk berpikir, hati-hati dalam menyalahkan Tuhan.
                Jadi pada hari Jumat itu terjadi kecelakaan yang mungkin aja gue sebenarnya lagi diingatkan Tuhan. Saat itu dari pagi entah kenap gue punya pikiran bahwa gue bakal kenapa-kenapa dijalan. Selintas seperti diingatkan namun tidak gue gubris. Gue sempet berpikir dengan kondisi gue yang lemes mau datang bulan gini bisa-bisa gue kecelakaan nih. Atau kayaknya kalau besok gue paksa masuk kerja pasti bisa kecelakaan nih. Dan tada...! hari itu juga saat pulang gue kecelakaan.
                Entah lah mungkin gue dikasih teguran karena selama ini gue kurang bersyukur. Kemarin-kemarin sebelum kecelakaan gue ngeluh karena  gak ada libur Sabtu dan Minggu sama sekali di Bulan Juni ini. Dan tara.....! gue libur kan jadinya ditanggal 14-15 Juni.
                Kecelakaan kali ini menurut guecukup parah dibandingkan yang sebelum-sebelum. Untungnya hanya kecelakaan tunggal. Its mean, cuma gue doang korbannya. Jadi ketika itu gue bawa ngebut, seperti yang ue bilang hari itu gue sakit perut, sempet muntah juga dan perasaan gue emang pengen cepet-cepet sampai rumah. Gue sempat melirik spedo meter 100km/jam. Dan gue demia apa juga, masih sempat berpikir, “Wah, kece juga gue bisa bawa sampe 100km/jam”. Gak lama setelah itu motornya jadi goyang, apa lagi kontur jalan pulang memang sedikit bergelombang. Gue panik berusaha ngerem dan terjadilah kejadian itu...
                Gue rem tangan, gue gak tau pastinya, lupa dan mungkin juga gue hilang ingatan. Yang pasti motor gue goyang parah, gue gak tau gue keplanting dari motor, gue keseret atau gimana. Gue Cuma ngerasain pas muka gue mencium mesra aspal. *gue ngerasa banget hidung beserta tulang pipi sebelah kanan membentur  aspal, lalu mulut bagian atas gue kebuka dan gue keseret beberapa deci meter mungkin.  Badan gue lemes, dada gue sesek, rasanya gak mau bangkit. Lemes selemes-lemesnya. Tapi gue inget, Encel, dia pergi karena tulang rusuknya tersentak stang motor, jadi entah mengapa gue berusaha bangkit. Alhamdulillahnya keadaan lumayan sepi dan GAK ADA ORANG YANG SAKIT JIWA MACEM GUE, NGEBUT DI JALAN ITU. Kalau enggak mungkin gue sudah istirahat di yaumul barzakh.
Gak beberapa lama orang berdatangan bantuin gue. Dan demi apa juga semua orang yang liat muka gue bilang “astagfirullahaladzim”. Gue gak tau muka gue kaya apa saat itu. Rasa perih dan getir melekat di muka gue tapi gak lama, karena abis itu gue berasa lemes banget, lemes diliatin banyak orang. Lemes, ditanyain nomor telepon orang tua sama orang-orang. Lemes karena orang yang nanyain nomor orang tua gue itu nunjukin hp gue yang gak bisa nyala dan LCDnya retak parah. Lemes karena demi apapun gue gak bisa jawab pertanyaan orang sama sekali. Lemes karena mulut gue berasa asin darah.   
                Kemudian polisi datang, gue dibawa pake taksi ke rumah sakit terdekat.  *terima kasih bapak taksi yang baik, yang gak gue bayar. Sumpah gue gak tau siapa bapak taksi itu*
                Di ruang UGD, gue berusaha sadar-sadarin diri, gue berusaha ngomong dan kata-kata durjanah gue yang keluar pertama kali adalah, “Dok, besok bisa masuk kerja gak ya?” gue inget banget, jadwal gue besoknya adalah sift pagi dan gue sendiri. Semua yang ada di ruang UGD termasuk pak polisi ketawa-tawa.*dan gue jadi malu sendiri*
                Perih yang tadi hilang mulai berasa lagi. Apalagi pas obat-obat steril mulai di basuhkan di luka-luka gue. Sumpah perih banget, sakit banget, ngilu banget. Dan gue nangis jerit-jerit kayak anak bocah nahan perih. Si suster masih aja sempet godain gue “tenang aja mukanya nanti jadi item-item korengan beberapa hari”. Aduh pengen tak lempar nampan perban. Tapi apa daya badan gue juga gak sanggup gerak.
                Sudah ampir 1 jam gue ditelantarkan di UGD setelah luka gue dibersihkan. Ortu gue belum juga datang *lumayan jauh sih perjalanan juga* begitu pula orang kantor. Kata dokter sih gue cuma luka luar, gak ada patah tulang, gak ada luka jahit cuma yaitu gigi gue ilang.. L padahal baru aja bikin gigi palsu. *nangis dipojokan*. Tapi untuk antisipasi gue di ct-csan dan di rongent dada karena gue ngerasa dada kanan gue sakit banget.
                Karena gak ada yang dateng juga akhirnya gue diminta ttd sendiri untuk persetujuan 2 kegiatan itu. Sumpah, gue udah pernah di CT scan tapi baru kali itu gue ngerasa ct-csannya dingin banget, badan gue merinding, pusing, dingin banget deh, gue kek merasa frezee burn.  Sampe badan gue dilapisin selimut 2 lapis juga gak berasa, perasaannya gue mau cepet-cepet keluar dari ruangan itu.
Udah ah, curhatnya.. bhahaha


















*Sebagian luka-luka gue*
 *sori kalau rada-rada buka aurat*



         Yang pasti gue ngerasa bersyukur banget hari itu. Banyak pertanyaan yang gue tanyain ke Tuhan dijawab hari itu juga. Semisal kenapa gue gak libur sabtu-minggu di bulan ini, dan akhirnya gue malah libur 6 hari. Gue bersyukur gue gak ada luka jahit dan bersyukur gue pake gigi palsu. Coba kalau bukan gigi palsu, pasti gusi gue juga kena, pasti gigi gue bakal kecabut sampe ke akar-akarnya juga, dan itu pasti ngilu banget. Dan alhamdulillah g ada patah tulang, kalau gak, pasti gue gak bisa ikut proses DA IM XI dan itu artinya gue gagal sebelum mencoba. :P

So, thank to, my beloved lord, ALLAH SWT. J
*kalau di zoom bakal keliatan
gue pake eye shadow alami *



          *hari sabtu setelah kejadian*  
                 * mata gue g bisa kebuka dan bibir g bisa nutup*



04/06/15

TIPS N TRICK Menghemat Uang Perjalanan Ala Oknum C *Share Cost Banyuwangi-Menjangan Part 5*

Akhirnya Mas Dita tau kelakukan absurd gue. Hahaha. yasudah lah.. Malam mulai menjelang, setelah sore harinya kereta melewati wisata pemandangan gratis lumpur lapindo. Kereta belum juga sampai di Banyuwangi. Saya melirik jam, pukul 8 malam. Mulai bosan. Saya foto-foto sama ketua geng (Mbak Rasmah), sebodo amet deh gelap. Sing penting eksis. Tak lama setelah itu ketua geng balik ke gerbongnya setelah membrondong bronis dari Mas Dimas.  :P


foto narsis sama mbak rasmah
pasangan suami istri dan asistan rumah tangga *baju merah*  :p


                Lima belas menit kemudian kereta sampai di Karang Asem yang pertanda kereta akan sampai di Stasiun Banyuwangi baru setelah melewati satu stasiun lagi.  Tiba-tiba ada orang tak dikenal masuk dan bercengkrama dengan Mas Dita. Who is He?

                “Eh, kenalin ini C****.” Apah? Ini Oknum C itu? perasaan dari foto yang Mas Dita share di grup waktu itu tak seperti ini. Gue pikir bocah gitu, anak kuliahan semester awal lah, apalagi Mba Rasmah bilangnya ‘brondong’ dan ternyata doi......................  Ah, syudah lah gue, tak mampu berkata-kata lebih~ *DAN PADA HARI INI PENULIS BARU TAU BAHWA FOTO YANG DI SHARE MAS DITA DI GRUP TEMPO HARI ITU BUKAN FOTO Oknum C* :p

Baru kenal Oknum C, gue udah dikasih tips-n trick menghemat ongkos perjalanan dari doi. Let me introduce Him, under my analitical side.....   *oke , bahasa inggris gue kacau* #sebodoteuing.

Jadi ketika lo jalan-jalan dengan modal pas-pasan :

1.       Hematlah uang seminim mungkin  
Jangan keluarkan uang untuk hal-hal tidak penting termasuk ongkos yang masih bisa kita pepet. Misalnya kalau bisa naik taksi lebih murah rame-rame ngapain pake ojeg satu-satu. Atau kalau ada angkot yang bisa dicarter dengan harga murah carterlah~

2.       Biasakanlah bertampang baik, setengah memelas.
Kalau lo punya wajah sangar macem preman pasar, segeralah bertobat! Lo bisa-bisa, baru sampai disuatu tempat wisata udah digeret sama petugas keamanan. Jadi intinya kalau lo punya muka bengis macem gue, biasakanlah terseyum. Atau belajarlah merengut dan memelas. BHAHAHA

* Pasang lah wajah seperti ini jika ingin menghemat uang* 




3.       Punya pikiran jahat
Terkadang kita memang  perlu punya pemikiran jahat ini. Ya, seperti si Oknum C ini yang bisa gak mengeluarkan ongkos dari stasiun Karang Asam ke Banyuwangi baru. Oknum C, ini telah menjambret tas nenek-nenek tua. Kemudian Oknum C meninggalkan korban dalam keadaan setengah pingsan. *oke, gue lebay! Si Oknum C gak sehajat itu juga sih.*

So, inilah kronologis aslinya.

Gini dari pada si Oknum C, pergi ke Banyuwangi baru dengan ojeg seharga 50ribu. Oknum C ini berusaha nekat menerobos stasiun Karang Asem. Tentunya dengan etiket yang baik agar tidak dicurigai. bhahaha. Doi kemudian menghampiri petugas stasiun.

“Pak, keretanya udah berangkat ya? Ada lagi yang ke Banyuwangi? Tas saya ketinggalan di kereta. Saya salah turun stasiun pak?” *muka melas* *muka sedih* *muka, isi dalam tas ada uang segepok*  #TAHAP1

Kalau lo dengan ekspresi seperti di atas  juga belum berhasil menjual hati petugas kereta. Cobalah permainan dengan sedikit air mata. #TAHAP2

Masih belum berhasil?

 Rayulah dengan kata-kata pilu.  ‘mas, anak saya mas, anak saya ketinggalan di tas mas. Plis mas, saya mau ketemu anak saya! 21 tahun mas, 21 tahun! Saya kehilangan anak saya’ #TAHAP3

masih belum berhasil juga?

Jerit-jeritlah! ‘Buat mas-mas petugas! Buat masyarakat di stasiun ini! Saya janji saya akan memakmurkan stasiun ini! Pilih saya! Pilihlah saya. HAHAHAHAHAHA’  Gue yakin gak sampe 1 menit lo akan diamankan. #TAHAP4

Back to the topic...

Oknum C ini berhasil mengelabui petugas hingga #tahap1. Doi aktingnys  sepertinya sangat bagus. Sampai-sampai tiketnya gak diperiksa lagi oleh petugas *AJARI SAYA MAS*

Akhirnya oknum C ini berhasil naik kereta gratisan ke Banyuwangi Baru sama kita-kita. 


 *foto berdasarkan dokumen pribadi oknum C*



*BERSAMBUNG

03/06/15

Bundadari Pun Ternodai *Share Cost Banyuwangi-Menjangan Part 4*

Oke, sekarang gue lanjutin lagi... *kayak ada yang baca, bahaha*             
Jadi setelah saya iseng gak ketulungan itu ternyata oknum ADP sepertinya ngambek sama gue. Doi bilang “Awas ya , Ras!”

Dan, gue cuma bisa ngakak siap membuat gosip baru. Bahahaha. RAS dong RAS bukan HAN atau NI. Berarti yang dipikirannya bukan gue. Hahaha.  :D Orang yang disebut pertama itu berarti yang kemungkinan ada dipikirannya. Kalau ada dipikirannya mungkin orang itu, mungkin orang itu...... *TEBAK SENDIRI AJALAH UDAH PADA GEDE KAN* BHAHAHAHA.

                Setelah itu terjadi kecanggungan antara gue dan oknum ADP, gue sebenernya merasa bersalah sih udah jadi setan bandel. Eh, tapi gak juga sih, ya gue merasa bersalah karena gue baru kenal sama doi. Takut, aja doi gak suka dengan bercandaaan gue. Hehehe. *piss, mas* Pokoknya rada hening lah, sampe mbak Lita nawarin makan siang ke gue. Yang awalnya sedari tadi gue selalu nolak, entah kenapa gue akhirnya meng-iya-kan. Entah karena si Oknum ADP ikut makan, atau karena emang gue laper. Bhahaha. Terharu banget lah gue, abis mereka kan baru kenal gue, tapi rela bawain bekel makan siang buat gue, padahal gue juga gak minta. Masih sedikit curiga sih, jangan-jangan makanannya udah diracun, terus nanti gue mati dan dikasih makan buat alien. *oke, gue kebanyakan nonton film alien, sepertinya.*
dikasih makan ini. :D *alhamdulillah rejeki anak solehah*
                Pas makan gue masih, rada canggung sih, ya gitu deh, gue emang masih sedikit jaga jarak sama orang yang baru gue kenal. Karena, ya gue gak tau kan mereka bakal suka sama sifat gue yang absurd ini.  Hahahaha. Entah kenapa abis makan gue ngantuk. *jangan-jangan bener lagi nih, makannya udah dikasih obat tidur* Oknum ADP, juga sempet-sempetnya bilang, “Tidur sana, Han kalau ngantuk..” kan gue jadi tambah curiga. *mamah, help me!*

                Dan akhirnya gue sebodo amet lah bobo aja, dan entah mengapa yang biasanya gue bobo, tidurnya tutup jaket ini malah enggak. Dan disitulah tragedi naas itu terjadi...............

BUNDADARI DINODAI....

Keayuan bundadari kalau lagi tidur di share ke grup.  

 Kampret! Mana agak nganga lagi itu mulut! Biasanya kan kalau bobo gak pernah nganga....

Lalu bundadari pun ternodai...
Bundadari tak lagi seayu dulu..
Semua rahasianya telah terungkap..
*oke ini, gue lebay banget!*



udah gue buremin dikit tapi tetep aja ya, jelek ternyata. *hiks

                Intinya sih kejahatan si BUNDADARI yang tadi dibalas Tuhan. *sedih* Bete,  gue jadi gak mood lagi buat tidur. Mana si oknum ADP main pergi aja lagi keluar gerbong, padahal udah mau tak omelin! Huft! Dan dibikin galau pas doi balik sebentar sambil mamerin Hpnya, “Gue juga masih punya foto- yang lain, Han! Foto ninja lagi bobo juga ada. Ini buat jaga-jaga kalau lo berulah lagi,”
Emang gue berulah apa sih? Orang gue baik hati dan tidak sombong macem bundadari gini kok. Bahahaha.*Di sate orang sekampung gue*

  Hua! Bete sumpah, pengen nyubit si oknum ADP, tapi tar gue dikira sksd lagi, main cubit-cubit anak orang yang tak dikenal.

                Si oknum ADP ini kemudian meletakkan HP-nya si samping gue, karena mau mencharge hp. Doi kemudian ngobrol sama Mas Rais pake Bahasa Spanyol *boong, deh bahasa jawa, gue kagak ngerti soalnya mereka ngomongin apa* Dan percaya lah diotak gue cuma mau buka hp oknum ADP dan menghapus foto-foto nista dan jahanam itu.

                Diam-diam gue ambil hp oknum ADP. Sialnya pake pin berpola. Oke-oke han, tenang! Gue melirik oknum ADP lagi. Doi masih bercengkrama sama Mas Rais. Entah mengapa tiba-tiba terbesit dipikiran gue, pola kunci punya oknum ADP yang sempat tak sengaja gue lirik. Sumpah! Otak gue ini nih rada-rada kayaknya. Untuk hal-hal yang seharusnya gak perlu gue inget pasti inget,  tapi untuk hal-hal biasa yang seharusnya gue inget, malah gak inget. Misalnya, nih gue udah gak inget lagi cara membuat kultur salmonella-shigella, tapi gue masih inget pas helm Adni ternyata tertinggal di kafe tempat kita terakhir makan. Ya, kayak sekarang ini, gue inget pola kunci oknum ADP, padahal gue gak pernah niat untuk menghapal pola kunci tersebut.

                Pelan-pelan tapi pasti saya mulai jatuh hati.... *oke, salah prolog, ini prolog buat cerpen*

Pelan tapi pasti gue mencari galeri di HP oknum ADP. Aduh, gue kagak nemu sumpah! Mampus nih, ah rese, ah. Untungnya gue nemu picture google. BHAHAHAHAHAHA. APUS, BAE, APUS SEMUA FOTO-FOTO BUNDADARI YANG NISTA ITU. oknum ADP masih asik dengan Mas Rais. Pelan-pelan gue balikin HP nya ke tempat semula. Dan oknum ADP tidak tau bahwa foto-foto durjanah itu telah gue hapus secara diam-diam. BHAHAHA. *Cocok nih gue jadi mata-mata* 


oknum ADP masih aja candid-in bundadari~
mungkin doi lelah, foto-foto candid si bundadari udah pada gak ada  

27/05/15

DAN SAYA PUN MENJADI SETAN *Share Cost Banyuwangi-Menjangan Part 3*


                Pas Roky udah balik masa gue disuruh bobo sama Oknum ADP, kan gue jadi curiga lagi. Jangan-jangan bener nih Oknum ADP orang jahat. Tau-taunya pas gue bangun gue udah di sekap, kan bahaya juga. *oke, gue kebanyakan nonton ftv* ada juga bawaanya gue males bobo kan, padahal mata udah ngantuk.

Tiba-tiba Oknum ADP bilang gini, “ Jujuran aja ya, lo kalau tidur mulutnya kebuka ga?”  
                “Hmm, enggak kayaknya. Kenapa?”
                “Ya, gak papa, gue suka ke buka soalnya,” 

Oalah ini toh, alasannya gue disuruh bobo buru-buru. Bhahaha. Seneng sih gue ditanyain kayak gitu berarti si Oknum ADP orangnya terbuka. Salah satu cara gue bisa terbuka dengan orang lain kan karena orang lain itu terbuka. Dan entah kenapa pikiran nakal gue mulai bekerja. *ampuni saya, mas*

                Gak sampe setengah jam kemudian Mas Raiz tidur dengan pose mulut menganga. Oknum ADP pun foto-foto. Kan gue jadi tambah mau melakukan aksi jahil gue. Gue gak salah kan? Gue kan Cuma pengen..... Cuma pengen...... melampiaskan keisengan gue dan membuat oknum ADP terkenal.

                Masalahnya kapan ya Oknum ADP tertidur? Oiya, setelah selama ini gue suka chat-an sama mbak Rasmah akhirnya gue baru ketemu di gerbong. Mbak Rasmah ke sini karena Mas Dimas nawarin bronis khas Bandung. Kebetulan Mas Dim dan bareng Mas Ren satu gerbong sama kami berempat. Mas Dim dan Mas Ren pas pulang kerja dari Cimahi langsung caw ke sini. Masih sempat-sempatnya beli oleh-oleh pula. BRAVO!~

              Pas Mbak Rasmah ke sini, Oknum ADP bisa-bisanya cengcengin Mbak Rasmah. Entah kenapa yang dicengcengin Mbak Rasmah, Gue yang sakit hati. Mungkin karena badan gue gak beda jauh sama  Mbak Rasmah. *Mamah, saya dijahati anak orang, mah* :’(

            Ditengah jalan yang suntuk. Karena ya lagi-lagi mungkin gue masih cangung, atau sebenernya gue ngantuk tapi males bobo, takut dijahati. Gue cuma liat-liat pemandangan di luar  kereta. KEREN! Penuh sawah terbentang lebar bewarna hijau kekuningan, diselingi pohon tebu. Sampai lah gue disebuah stasiun. Stasiun itu bernama stasiun BAGOR. Tidak ada yang istimewa dari stasiun itu. Cuma sedikit membuat gue teringat dengan kota BOGOR yang namanya hampir mirip. Dan u know what, pas gue liat ke jendela. ada sepasang muda-mudi  yang saling bertemu di sana. Entah memang salah satunya baru turun dari kereta, atau memang mereka sengaja pacaran di stasiun. Mmm, boleh nih dicoba, buat lain kali, metode pacaran baru. Bhaha. Otak gue mulai memikirkan percakapan konyol ala-ala film Indonesia jaman dahulu kala.


*si cowo: Adek, mas pulang~
si cewe : Mas, adek Kangen, mas~
si cowo : Mas juga. maaf Mas, pergi lama. ini demi pernikahan kita.
 Adek mau kan nikah sama mas,bulan ini?
si cewe : IYA, MAS adek mau. *adegan pelukan pun terjadi* 
*si cowo : Dek, kita pergi yuk, diliatin orang-orang di kereta Mas, malu
si cewe : iya, mas, ade ambil sendal jepit dulu*  
*si cowo : ayok dek, cepetan,
si cewe : iya Mas, tunggu adek mas! sendal jepit adek ilang sebelah..*
   
            Keisengan gue, untuk memfoto dua muda-mudi itu pun berjalan. Sayangnya mereka sadar gue fota dan berlalu pergi. Hiks. Ini nih ada salah satu foto mereka yang buru-buru kabur pas gue foto.

          Gak tau kenapa aku jadi tambah pengen banget melakukan tindak kejahatan pada Oknum ADP. Gue lupa kenapanya kalau gak salah di grup lagi rame, Oknum ADP kode-kodean sama Mbak Rasmah. Terus gak berapa lama kemudian Oknum ADP tertidur, BHAHAHAHAAHA.
                DAN SETAN PUN MERASUK KE DIRI GUE~ Hihihi.

Sambil senyum-senyum jahat gue keluarin HP gue. Entah kenapa gue pengen banget balesin dendam orang-orang ke Oknum ADP ini. Tadi kan Mas Raiz lagi nganga  juga di foto sama Oknum ADP.


*Oknum ADP baru tertidur*

Kepala Oknum ADP mulai miring-miring, perlahan tapi pasti mulutnya mengaga, macem ikan koi.




*Oknum ADP MULAI LOSS CONTROL. BHAHAHAHA*
Dan HP gue pun melakukan tindak kejahatan.  BAHAHAHAHAHA.



*MAS, KAMU TETAP MANIS APA ADANYA MAS~ PERCAYA LAH~
BHAHAHA #DEVILLAUGH #KABOOOR  :D  *

Jangan salahkan gue, plis! Salahkan saja tangan gue dan HP gue yang bandel. Gue dapet 3 foto dong, YES! :D


*bersambung*

SEBELUM NYA DI : TAK KENAL MAKA PENCITRAAN

Tak Kenal Maka Pencitraan *Share Cost Banyuwangi-Menjangan Part 2*

Jam 10 lewat mata gue mulai sepet, ingin tidur. Tapi rasa kalut masih menyergap, sampa jam berapakah bus ni di Giwangan? Liat grup whats app tambah galau liat Mbak Rasmah dan Oknum ADP *Sengaja disamarkan demi nama baik si oknum tersebut*, sedang bercengkrama.


*Mbak Rasmah yang punya trip*









*Oknum ADP*


*kalau digabungin kok jadi so sweet gini ya?
Captionnya :  MENUNGGUMU DI SINI #eaaa *

"Kira-kira gue sampai gak ya? Apa ketinggalan kereta? Kira-kira Tsabit udah bangun belum ya, jam 6 pagi? kira-kira kalau gak sampai Tsabit mau gak ya nemenn gue keliling Jogja, kira-kira Dika mau gak ya dateng ke Jogja? Apa tiga hari ini gue ke Pekalongan aja main ke rumah Dika?” 
   
Otak gue udah penuh dengan pikiran seperti itu. Mas Han sih udah janji jemput tapi kan tetep aja. Doi juga suka nanyain gue udah sampe mana,padahal batre hp gue low.  Oknum ADP pun juga sama, gue sampai bilang kalau gue gak nyampe yaudah ditinggal aja, gue main di Jogja aja. Hahaha. Terus anak-anak grup langsung pada panik. Bhahaha

Jam 4 subuh, bus yang gue tumpangin berhenti di Kebumen. Iya Kebumen, perasaan gue langsung gak enak, badan gue lemes dan dada ini berasa sakit. Ya Allah, si Hanipatil ini susah banget sih move on nya? Udah, mau 5  tahun, Woy! Orangnya udah tenang di Yaumul Barzakh dan lo masih aja ngegalauin, Han! Rasa-rasanya gue mau tidur lagi, takut nangis mikirin Encel. Hehe.

Ternyata bus Mas Dimas dan Mas Hendra berhenti juga di tempat yang sama, sayangnya kita gak sempet ketemuan. Alhamdulillah,  gue sampe di terminal Giwangan jam stengah 6 lewat. Turun dari bus gue langsung ditawarin berbagai macam kendaraan sama orang-orang di sana. Walau udah minta jemput Mas Han, tapi rasa khawatir baru saja dimulai.

Berbagai pikiran aneh berseliweran di otak gue. ‘Lo yakin, Han, Mas Han orang baik? Kalau lo diculik gimana?’ ,  ‘Hmm, nanti kalau pas ketemu ngobrolin apa ya? Kira-kira kalau udah bantuin lo jemput gitu, lo gak kasih oleh-oleh apa gitu, Han? Tapi lo juga kagak bawa apa-apa Han?’, Jaraknya jauh gak ya dari Giwangan ke Lempuyangan?’ Nanti pas di motor ngobrolin apa ya? Aduh mak, gue panas dingin sendiri ini mikirinnya. Hmm, mending sekarang gue ke kamar mandi dulu touch up, biar kagak keliatan lapuk walau gak mandi, hahaha’.

Setelah ngider dari lantai satu ke lantai dua, turun lagi akhirnya gue menemukan Mas Han, tentunya dibantuin sama bapak-bapak di terminal. Perasaan paranoid gue kambuh lagi. Pas liat Mas Han gak jauh beda sih sama fotonya di whats app. Oke, kayaknya Mas Han aman deh. Gue lalu ikut doi ke parkiran, doi bawa motor ninja dong, *dududu*, semoga gue bisa naik itu motor, punya pengalaman gak enak sih naik motor tipe itu. Percakapan di motor gak lain gak bukan tetang kerjaan karena kita sama-sama di retail, mama help me! padahal gue lagi males ngomongin kerjaan. :( Mas Han, juga bilang aku gak sesuai yang dibayangkan. Bahaha.  Udah banyak yang ketipu. Dari jaman SMA, pas belum ada itu camera 360, orang suka tertipu sama postur muka gue, mereka nyangkanya gue kurus gara-gara muka gue tirus. Padahal mah amit-amit. Berat badan gue kisaran 60 coy. Bhahaha.

Pas di Lempuyangan, Oknum ADP masih aja sempet-sempetnya di grup bilang, “eh, ini jadi gak sih? Gak usah aja yuk ngantuk” sumpah pengen gue gaplok pake cariier yang gue bawa. Pas liat Oknum ADP, yang terbesit adalah  Cuma 1 kata MEIMEI. Bahahahaha. Gimana enggak sih Meimei ini pas gue sebeum berangkat banget doi cerita tentang seseorang dan  Oknum ADP ini sekilas mirip dengan orang yang diceritakan si Meimei  *ampuni saya, Mei.* :p

Jadi si Oknum ADP ini bawa dua temennya 1 cowo (Mas Raiz) dan 1 cewe (Mbak Lita) . Gue yang udah mulai bisa percaya Mas Han, kudu berpisah dengan Mas Han karena beda gerbong. Kebetulan untuk tiket kereta gue dipesenin sama Oknum ADP yang otomatis selama perjalan kereta gue bareng doi terus. Duh, mampus nih gue, doi bertigaan gitu pasti pas di kereta tar krik-krik nih gara-gara gue rooming, 14 jam pula Jogja-Banyuwangi. ‘Inyong kudu piye tho?’ dan jujur gue takut banget. Biasa dilema gue kalau baru kenal orang. Gue gak mudah percaya sama orang, tapi kalau diem aja selama 14 jam juga gak banget, secara gue bawelnya naujubilah min dzalik gini.

Haruskah gue SKSD? Pencitraan? Atau keluarin aja aslinya gue yang cuma Tuhan yang tau kenapa gue bisa lahir ke dunia. Gue harusnya duduk di sebelah Mbak Lita tapi gak tau kenapa gue jadi duduk sebelah Oknum ADP. Waelah, sing penting inyong bisa turu. *mampus ini bahasa apa campur sari gini*

Oke pas duduk gue langsung aja memberanikan diri kenalan sama mereka sambil jantung mau copot nahan takut. Oke, respon mereka sih wellcome. Jadi pressure gue sedikit berkurang. Hehe. Kata Oknum ADP, Mbak Lita dan Mas Raiz ini udah nikah, gue sih senyum-senyum iya-in aja, Gue pikir bercanda. Soalnya biasa kan jaman sekarang orang pacaran dibilang pasangan suami istri? 

Untuk menghilangkan kecanggungan, gue sambil SKSD nawarin roti yang gue bawa, ternyata mereka juga bawa roti. *aksi pedekate tahap 1 gagal* *disitu saya kadang sedih*  :(

Gue sok-sok sibuk aja deh main di sosmed padahal sehari-hari gue udah jarang banget buka sosmed. Mau gimana lagi gue kayaknya kudu pencitraan jadi anak yang anggun, kemayu, baik hati dan sopan. BHAHAHA. Semoga usaha gie berhasil ya Tuhan.  Kali ini gue buka path dan update gue lagi di Lempunyangan. DAN TERNYATA ROKY JUGA LAGI DI LEMPUYANGAN DAN KITA SATU KERETA, MEN! Gilak ya, dunia sempit banget! Sejauh jarak Pamulang-Bandung kita malah dipertemukan di Jogja. *Iya, Roky temen Rejanawana gue, yang gue lulus bareng bertiga sama Laura* inget? Kalau gak inget pura-pura tau ajalah ya. Bhahaha.


*isi path gue*
     Tiba-tiba aja si Roky udah nyamperin gue di gerbong. Rasanya pengen gue peluk kangen, hmm,tapi bukan muhrim. Bhaha. Kalau cewe udah gue peluk terus cubit-cubit pipi. Gue ngobrol panjang lebar bareng Roky, dia duduk di kursi seberang gue. Semakin asiknya gue lupa ngenalin Roky sama Oknum ADP, mas Raiz dan Mbak Lita. Pas Roky mau balik ke gerbong sebelah, gue baru  kenalin roky sama mereka bertiga. 

And u know what Oknum ADP mengenalkan diri “Dita, pacarnya hani,” Gue cuma melirik tajam, aduh kelakuan ngaku-ngaku doi, baru juga kenal kagak sampe sejam. Kan gue jadi malu sendiri sama Roky, pas di Path gue kan bilang gue pergi sama orang-orang tak dikenal masa tiba-tiba Oknum ADP ngaku sebagai pacar gue? Kelakuan. #huft

Dan gue masih ada sekitar 12 jam bareng mereka bertiga. Kira-kira gue masih bisa pencitraan gak ya setelah ini?




*bersambung*

SEBELUMNYA DI : MEPET