24/12/15

TRAGEDI CAIRAN PEMBERSIH

“Eh, ada yang pingsan loh, ada yang pingsan!” bisik beberapa orang di samping gue, saat sampai di ruang pertemuan diacara KBB (kegiatan belajar dan bermain).
 Perkataan itu cukup membuat gue penasaran. Siapa yang pingsan? Anak SD yang kunjungan KBB ada yang sampai pingsan? Kenapa? Kecapean? Atau siapa yang pingsan? Anak SD nya? Atau salah satu teman seangkatan yang pingsan? Baru juga 3 minggu gue di pelatihan sudah ada berita heboh aja.
Kejadian tragis itu terjadi di Sabtu siang minggu ke-3. Pada pagi hari euphoria dipelatihan cukup campur aduk, ada yang bahagia ada juga yang terlihat muram. Mungkin karena pagi hari itu diumumkan daerah penempatan. Belum selesai euphoria itu kami sudah harus mengurus anak-anak diacara kegiatan belajar dan bermain (KBB) yang kami buat.
 Gue kemudian meminta beberapa siswa yang gue damping untuk duduk agar gue lebih tau jelasnya tentang kejadian ini. Kebetulan gue jadi pendamping kelompok untuk anak-anak kelas 1 dan 2.  Gue yang penasaran kemudian ikut nimbrung pembicaraan yang lumayan ramai itu. Usut punya usut ada yang meminum cairan pembersih.
Setelah gue kelola lebih dalam lagi pembicaraan yang cukup histeria ini, ternyata yang minum cairan pembersih adalah oknum L, salah satu teman gue di pelatihan. Wow, pikiran gue bekerja. Oknum L ini kenapa? Apakah dia stress mendapat daerah penempatan yang tak sesuai, lalu melakukan tindakan di luar nalar? Atau ada jin iprit yang membisikkan oknum L untuk minum cairan pembersih tersebut? Atau kalian ada yang bisa beri tahu gue?
Setelah selesai KBB, gue balik ke barak. Di barak, masih ramai dibicarakan tentang oknum L. Tanpa rasa bersalah gue masuk barak dan ke kamar mandi. Setelah keluar, kamar mandi, oknum A, salah satu temen di pelatihan menjerit-jerit, “Ini, nih yang di minum si oknum L, parah-parah ini dikira fres*t*a. siapa sih yang taruh cairan pembersih di botol fres*t*a ini?”
Perhatian gue teralih oleh perkataan si oknum A. Dwaaar, seperti ada besi tua yang menempeleng kepala gue. Itu kan punya gue. Sebotol pencuci piring yang biasanya gue letakan di lemari gue. Setengah tidak yakin, gue semakin mendekat, di sebelahnya masih tergeletak piring dan sendok kotor yang gue yakin punya gue. Karena satu-satunya orang yang cuci piring di barak itu hanya gue, yang lainnya dicuciin oleh petugas catering. Damn! Kali ini mau siapa lagi yang disalahkan?
Perasaaan gue, sebelum acara KBB gue sudah mencuci piring kotor itu. Tapi ternyata, memang pengarang sejati daya hayalnya tinggi banget ye. ( Belum menyuci piring aja udah berasa nyuci piring. Salahnya kejadiin ini hingga menelan korban. Sumpah gue merasa bersalah abis. Kalau oknum L, kenapa-kenapa gimana?
Tidak berapa lama, oknum L kembali ke barak, dengan muka masih terlihat sayu. Dia bilang dia sudah diberi obat penetral, namun dia masih merakan busa-busa sabun di sela-sela tenggorokkannya. Tuhan, ampuni saya! Saya melakukan segala daya upaya untuk membuatnya cepat kembali sembuh, dengan memberikannya susu UHT putih. Oknum L ini cuma merasa senang saat saya tawarkan sekotak susu UHT, dia belum tau siapa penyebab kejadian tragis kala itu. Ampuni saya, Oknum L. sungguh, saya tidak bermaksud apa-apa. :(

Tidak ada komentar:

Posting Komentar