Well, sudah lama juga gue gak nulis di blog. Kalian apa kabar?
Tulisan ini sebenernya sudah lama sebenarnya
gue mau nulis ini tapi tangan sukan males ngetik. Hahaha. Kenapa judulnya ada mirror nya? Karena memang gue mau membahas
tentang itu meski bukan kaca juga sih. :P
Bermula
saat gue di percaya jadi mentor di supercamp 7 habits of highly effective
people for teen by dunamis. By the way, Dunamis lagi buka supercamp yang buat remajanya
loh, bisa cek
di sini gengs. *malah promosi* balik lagi ke pembahasan awal. Salah
satu
habits dari 7 habits karangan
Steven Covey adalah “
seek first understand then to be
understood” atau maknanya adalah pahami sekitar baru minta dipahami.
Akhirnya gue
jadi tau ternyata kalau orang nyaman sama kita itu secara gak sadar dia akan
mengikuti gaya gaya/gerak-gerik kita.
Gue tau, setelah nonton video license
Steven Covey. Di video itu ada 2 tipe orang agry
man and smile man. Dimana ketika smile
man membuat responden merasa nyaman sementara agry man tak mengubris
responden dan terkesen jutek. Setelah sekitar 10 menit mengobrol agry man melakukan gerak-gerik namun tak
ada satu pun responden yang mengikuti. Berbeda dengan smile man, semua perubahan gerak mulai dari memegang hidung,
menggaruk-garuk kaki, semuanya diikuti oleh responden tanpa sadar. Kalian tau
apa bedanya antara si agry man dan smile man? Smile man mendengarkan cerita responden sementar agry man mendengarkannya secara
malas-malasan bahkan mendominasi cerita.
Awalnya sih gue
gak percaya sampai dilihatin hasil foto saat uji coba langsung. Semenjak itu
gue percaya kalau mau dipahami ya memang harus memami orang lain. Kalau mau tau
orang itu nyaman atau tidak sama gue, tinggal liat gesture tubuhnya yang secara gak langsung mengikuti gue atau
enggak. Yaps, this is mirroring!
 |
ketika rasa nyaman muncul, mereka melakukan gaya sama termasuk senyum (Dok. Pribadi, saat supercamp) |
Sekitar satu bulan setelah itu gue ikut pelatihan
life
coaching by loop institute. Ada hal baru yang gue pelajari di sana dengan
kasus sama persis. Istilahnya lihat sudut pandang yang berbeda. Menurut
Coach Rini Haerinnisya-salah satu
fasilitator life coaching, ketika ingin lebih
active listening and aware with coachee/client gue bisa dengan cara
mensejajarkan pemikiran kita dengan
client dan tentunya mencoba mengikuti gerak-gerik si
client. Di sana kita dapat merasakan apakah
client nyaman dengan kita, ragu atau jangan-jangan merasa
terintimidasi dengan kita.
 |
ketika kurang nyaman, kaki lawan bicara (baju merah) cenderung menjauh (Dok. Pribadi, saat supercamp) |
Jika sebelumnya
di Dunamis gue belajar untuk mengetahui lawan bicara nyaman ngobrol ketika mereka mengikuti apa yang gue lakukan, maka di
Loop gue belajar bahwa untuk mengetahui lawan bicara nyaman ngobrol adalah dengan cara ikut merasakan dari gerakan yang lawan bicara gue
lakukan.
Well itu lah mirroring! So,
jika kamu mau coba apakah teman kamu nyaman ngobrol sm kamu, kamu bisa coba dua
cara ini. Pssst, ini bisa juga
dilakukan buat loh gebetan kamu naksir atau enggak. Hahaha. Good luck ya guys..! J