30/04/18

Mirroring You


Ada yang membuat saya terkesima pagi ini. Saya pernah mengikuti pelatihan Seven Habists of Highly Effective People. Habits ke lima nya adalah seek first to understand then to be understood yang berarti memahami orang terlebih dahulu baru minta dipahami orang lain. Saat pelatihan saya disuguhi sebuah video dimana ketika lawan bicara kita nyaman bercerita dengan kita maka ia akan tanpa sadar mengikuti gerakan kita.

Pun ternyata itu pula yang saya pelajari saat training life coach, bahwa ketika kamu ingin merasakan peraasaan klien-mu coba lah kamu tiru gaya klien-mu. Maka kamu akan merasakan apa yang klien-mu rasakan saat bercerita. Entah merasa nyaman, entah merasa takut, entah merasa curiga. 

Tadi malam, saat saya membuka galeri saya yang berisi hasil screenshoot foto-foto saat video call dengan orang-orang. Saya menemukan ekspresi dan gaya pada foto di atas. Perhatikan baik-baik, senyum, pandangan mata dan kemiringan kepala. Hal ini bener-benar muncul tanpa sadar saat kami sedang berbagi cerita. Kalian tau, hal ini biasa terjadi ketika sang pencerita dan pendengar saling nyaman untuk bercerita dan mendengarkan  . 😉

Dan saya bersyukur itu kamu. 😊





Hari Kartini Bersama KMP Port Link II



Riuh ramai terdengar di pagi hari itu. Antara antrian dan rasa penasaran tergambar jelas dalam raut wajah adik-adik TK Bakti Ibu. Adik-adik terlihat tidak sabar untuk masuk ke dalam KMP. Port link II milik PT. ASDP Indonesia ferry (Persero). KMP. Port Link II ini menghubungkan Pulau Lombok di Pelabuhan Lembar dengan Pulau Bali di Pelabuhan Padangbai. Waktu tempuh yang dibutuhkan untuk melakukan perjalanan dari Pelabuhan Lembar menuju Pelabuhan Padangbai sekitar empat sampai lima jam.


Menunggu Antrian Masuk KMP. Port Link II


Ini adalah pengalaman pertama adik-adik TK Bakti Ibu Cabang Lembar bertemu dengan Adik-adik TK Bakti Ibu Cabang Mataram. Total semua adik-adik yang hadir adalah 130 murid dan didampingi dengan delapan guru yang telaten. Meski baru kenal mereka tampak apik ketika memainkan alat musik drum band bersama di dalam KMP. Port Link II. Bukan tanpa alasan adik-adik TK Bakti Ibu memainkan alat musik drum band di KMP. Port Link II. Kunjungan kali ini diadakan khusus untuk merayakan Hari Kartini yang jatuh pada hari Sabtu tanggal 21 April 2018.

Drum Band Adik-Adik TK Bakti Ibu
                Bagi saya merayakan Hari Kartini itu identik dengan acara karnaval menggunakan baju daerah keliling lingkungan sekolah. Tak pernah terbayangkan sebelumnya untuk merayakan Hari Kartini sambil menaiki kapal di atas laut. Ini lah yang dialami oleh adik-adik TK Bakti Ibu, beserta keluarganya.

Upacara Hari Kartini

Suasana Saat Upacara 
Pukul 09.00 WITA upacara pembukaan Hari Kartini dibuka. Suasana khidmat dan hangat tercetak jelas saat upacara yang dipimpin oleh Bapak Arliansyah selaku Mualim I KMP.  Port Link II. Orangtua, kakak-adik, bahkan kakek-nenek, om dan tante ikut hadir mendampingi adik-adik TK Bakti Ibu. Tentunya hal ini menjadi kunjungan yang menarik serta sebagai sarana rekreasi keluarga.








Perwakilan Adik-Adik Menyematkan Tanda kepada Para Nahkoda Kapal

Selepas upacara, adik-adik TK Bakti Ibu diajak untuk mencoba pakai baju pelampung serta memasuki anjungan nahkoda kapal. Awalnya, hanya ada lima adik-adik yang akan mencoba menggunakan sekaligus mempraktikan cara menggunakan baju pelampung. Namun bukan anak-anak namanya jika tidak penasaran. Sebagian anak-anak lainnya kemudian ingin juga mencoba baju pelampung. Hebatnya adik-adik mau antri untuk mencoba menggunakan baju pelampung.




Mencoba Pakaian Pelampung


Menunggu Antriaan Menggunaan Pakaian Pelampung

Ada beberapa orangtua wali murid yang antusias ingin mencoba ikut ke anjungan nahkoda bersama anaknya ada pula yang tidak mengizinkan anaknya naik ke anjungan nahkoda kapal. Namun berkat pemahaman dari guru-guru TK Bakti Ibu terhadap orangtua wali murid, adik-adik dapat merasakan pengalaman baru menjadi kapten kapal di anjungan nahkoda kapal.

Suasana Anjungan Nahkoda Kapal Sebelum di kunjungi Adik-adik TK Bakti Ibu
Pukul 13.00 WITA Kapal Port Link II melabuh kembali ke Pelabuhan Lembar. Khusus untuk perjalanan menemani adik-adik TK Bakti Ibu ini, KMP.  Port Link II tidak sampai Pelabuhan Padangbai, Bali. Hal ini sebagai antisipasi jenuh dan lelah bagi adik-adik TK.Bakti Ibu terlalu lama berada di kapal. Ini adalah pengalaman seru #AsyiknyaNaik Ferry, di Hari Kartini, Kalau kamu?
      

KMP. Port Link II


*Photoshot by  Yusmi Zakia*

15/10/17

Kriminal?!


Kejadian ini baru gue alami beberapa hari yang lalu. Pada dasarnya gue ini adalah cewek idealis yang menjujung tinggi nilai kejujuran. Entah kenapa Kamis kemarin gue seperti sedang di uji mati-matian oleh Tuhan.

Berawal dari kegundahan gue yang tiba-tiba di vonis tipes ketika bentar lagi masuk kerja.  Salah satu syaratnnya gue harus bersih dari bakteri salmonella si gelo itu. #eh maksudnya salmonella Shigela. Dokter menyuruh gue untuk minum obat dan istirahat selama 10 hari. Setelah penantian panjang itu, Kamis kemarin gue cek darah lagi. Total sudah 3 x gue cek darah dan hasilnya si bakteri tercinta itu masih bersemayam di tubuh gue.


Sementara perusahaan tempat gue akan kerja udah entah kesekian kalinya nanyain hasil lab gue yang sudah bersih. Setengah udah jengkel menunggu kesembuhan total dan capek untuk ambil darah ulang lagi, pikiran nakal gue mulai bekerja.

Dan beginilah hasilnya................


Hasil Lab terakhir





Ini adalah hasil Lab saya 10 hari sebelumnya




hasil Lab hari Kamis yang mau saya palsukan, dengan menempelkan berkas yang lama



Hasil yang sudah di fotocopy dan rencananya akan di serahkan 




Sorenya gue di tanya lagi oleh pihak perusahaan karena gue belum juga kirim hasil. Gue udah siap ngirim hasil palsu yang sudah di edit. Tiba-tiba malaikat Rokib seperti ngebisikin gue. “Han! Lu mau ngapain, nyusahin diri aja. Kalau lu kenapa-kenapa di tempat kerja gimana? Udah jujur aja, Han! Sejak kapan pikiran lo jadi picik gitu?”

 Dan entah mengapa semua usaha yang udah gue lakukan mulai dari beli lem, pulpen gel dan gunting lenyap begitu saja. Gue langsung kirim via WA foto asli (foto 1) yang belum di edit sama sekali (kebetulan yang asli emang gue foto duluan buat jaga-jaga). Segala ketakutan, kejengkelan, kekesalan dan rasa gak ikhlas karena gue masih sakit Tiba-tiba hilang semua. Rasanya plong banget, nyaman dan legowo, meski pada akhirnya berarti gue harus mencari pekerjaan lainnya lagi. Semangat!!! J

14/10/17

About MIRROR-ing



Well, sudah lama juga gue gak nulis di blog. Kalian apa kabar?

 Tulisan ini sebenernya sudah lama sebenarnya gue mau nulis ini tapi tangan sukan males ngetik. Hahaha. Kenapa judulnya ada mirror nya? Karena memang gue mau membahas tentang itu meski bukan kaca juga sih. :P

                Bermula saat gue di percaya jadi mentor di supercamp 7 habits of highly effective people for teen by dunamis. By the way, Dunamis lagi buka supercamp yang buat remajanya loh, bisa cek di sini gengs. *malah promosi* balik lagi ke pembahasan awal. Salah satu habits dari 7 habits karangan Steven Covey adalah  “seek first understand then to be understood” atau maknanya adalah pahami sekitar baru minta dipahami.

Akhirnya gue jadi tau ternyata kalau orang nyaman sama kita itu secara gak sadar dia akan mengikuti gaya gaya/gerak-gerik kita.  Gue tau, setelah nonton video license Steven Covey. Di video itu ada 2 tipe orang agry man and smile man. Dimana ketika smile man membuat responden merasa nyaman sementara agry man tak mengubris responden dan terkesen jutek. Setelah sekitar 10 menit mengobrol agry man melakukan gerak-gerik namun tak ada satu pun responden yang mengikuti. Berbeda dengan smile man, semua perubahan gerak mulai dari memegang hidung, menggaruk-garuk kaki, semuanya diikuti oleh responden tanpa sadar. Kalian tau apa bedanya antara si agry man dan smile man? Smile man mendengarkan cerita responden sementar agry man mendengarkannya secara malas-malasan bahkan mendominasi cerita.

Awalnya sih gue gak percaya sampai dilihatin hasil foto saat uji coba langsung. Semenjak itu gue percaya kalau mau dipahami ya memang harus memami orang lain. Kalau mau tau orang itu nyaman atau tidak sama gue, tinggal liat gesture tubuhnya yang secara gak langsung mengikuti gue atau enggak. Yaps, this is mirroring!


ketika rasa nyaman muncul, mereka melakukan gaya sama termasuk senyum
(Dok. Pribadi, saat supercamp)


Sekitar satu bulan setelah itu gue ikut pelatihan life coaching by loop institute. Ada hal baru yang gue pelajari di sana dengan kasus sama persis. Istilahnya lihat sudut pandang yang berbeda. Menurut Coach Rini Haerinnisya-salah satu fasilitator life coaching, ketika ingin lebih active listening and aware with coachee/client gue bisa dengan cara mensejajarkan pemikiran kita dengan client dan tentunya mencoba mengikuti gerak-gerik si client. Di sana kita dapat merasakan apakah client nyaman dengan kita, ragu atau jangan-jangan merasa terintimidasi dengan kita.


ketika kurang nyaman, kaki lawan bicara (baju merah) cenderung menjauh 
(Dok. Pribadi, saat supercamp)



Jika sebelumnya di Dunamis gue belajar untuk mengetahui lawan bicara nyaman ngobrol ketika mereka mengikuti apa yang gue lakukan, maka di Loop gue belajar bahwa untuk mengetahui lawan bicara nyaman ngobrol  adalah dengan cara ikut merasakan dari gerakan yang lawan bicara gue lakukan.


Well itu lah mirroring! So, jika kamu mau coba apakah teman kamu nyaman ngobrol sm kamu, kamu bisa coba dua cara ini. Pssst, ini bisa juga dilakukan buat loh gebetan kamu naksir atau enggak. Hahaha. Good luck ya guys..! J

02/09/17

DIPERCAYA


Saya sangat percaya perumpamaan “Tak Kenal maka Tak Sayang”. Seperti layaknya manusia pada umumnya saya terkadang sibuk menghakimi orang di sekeliling saya, yang bahkan belum saya kenal. Hal ini tentunya tidak akan menjadi masalah selama saya tidak berhubungan langsung dengan orang tersebut. Namun bagaimana jika saya dihadapkan pada situasi dimana saya harus terus berinteraksi dengan orang tersebut?


Berawal dari sana, saya berusaha sebisa mungkin menghilangkan pradigma-pradigma negatif yang saya timbulkan sendiri. Di mulai dari hobi saya yang suka share cost travelling dengan orang-orang baru saya kenal. Di sana lah saya mulai terbiasa belajar untuk tidak menghakimi dengan pradigma-pradigma negatif saya terhadap orang baru. Dari berkenalan dengan peminum aktif, pemain judi kelas atas bahkan mucikari kelas bawah. Mungkin kalian akan berpikir “Are you okay, Han?”
Yes, Im okay! Bagaimanapun juga mereka manusia sama seperti kita. Meskipun saya pakai kerudung tak lantas mereka enggan berteman dengan saya. See? Mereka mau kok berteman dengan saya, lalu mengapa saya harus sibuk menghakimi mereka?

Seperti Tumbuhan Ini yang Dipercaya Tumbuh oleh Tuhan di antara Ubin
(Dokumen Pribadi)

                Saya percaya di atas hitam ada putih. Begitu pun mereka, se-hitam (Ah, lagi-lagi saya mulai menghakimi) apapun kehidupan mereka tetap menghargai saya dan tetap menyayangi saya. Bahkan mereka melindungi saya dengan mengingatkan saya untuk tidak melakukan hal-hal yang mereka biasa lakukan. Mereka sadar bahwa mereka ingin berubah. Hal ini yang membuat saya menghargai apa yang mereka lakukan. Saya percaya apa yang mereka jalani saat ini bukan karena mereka salah, tapi karena pilihan yang mereka lakukan adalah hasil dari kemampuan dan pikiran mereka saat itu.  Yang paling menarik adalah mereka mempercayai saya untuk membantu mereka berubah.


                Apa perasaan kalian jika dipercaya untuk melakukan sebuah perubahan? Itulah yang saya rasakan ketika mereka meminta bantuan saya agar mereka dapat berubah. Padahal saya hanya butiran tepung aci di antara cimol mentah, yang masih rentan kesalahan. Itu adalah hal-hal kecil yang mampu membuat saya merasa bahagia. Dipercaya.