09/04/17

PANTAI! *Yogyakarta Never Ending #Part2*

Gue dan oknum ADP memulai perjalanan setelah makan soto. Sepertinya penulis baru menyadari setelah hampir bertahun-tahun penulis kenal Oknum ADP, beliau doyan Soto. Hampir setiap jalan-jalan bareng pesenannya pasti soto. Yey, akhirnya setelah bertahun-tahun gue sering jalan-jalan ke Yogya, gue bisa menikmati sekali lagi pantai-pantai yang ada di sekitaran Gunung Kidul. Sayangnya ternyata jalan ke sana dari pusat kota Yogyakarta antara dengan mobil dan motor itu berbeda jauh saudara-saudara! Sumpah satu jam setengah lebih perjalanan ke sana, bokong tambah tepos. Hahaha. Mana pake ada adegan nyasar dulu pula.
                Kami sampai di pantai sepanjang sekitar pukul sepuluh siang dan sebenernya gue lumayan cukup kecewa liat pantainya. #maaf ya bukan bermaksud gimana-gimana. Mungkin karena masih siang hari pantainya terlihat biasa aja kayak yang ada di Ancol atau mungkin karena gue setahunan kemarin ke pantai-pantai di Natuna jadi ekspektasinya pengen liat pantai itu ya yang lebih bagus dari Natuna. Bhahaha. Ampun! Emangnya kalau kita berekspektasi lebih terhadap sesuatu pasti bakal kecewa banget kalau gak sesuai dengan ekspektasi kita *cie, curhat* bhahaha

               
  Gue berusaha menyukuri suasana pantai ketimbang harus berpikir tentang espektasi gue yang tadi. Ada anak kecil yang lagi main sama bapaknya. Doi keliatan seneng banget. Gue jadi inget pas kecil kalau diajakin jalan-jalan ke ancol sama ortu, gue pasti langsung duduk di tengah pantai sambil nunggu ombak menerjang gue. Hehehe. Itu anak sama bapak bikin baper dah. Nanti kalau udah nikah bakal sebahagia itu gak ya?


*pas ngaso di dipan pantai Sepanjang, untuk keamanan foto oknum ADP sengaja di blur
#abaikantangansayayangbesar*


                Setelah hampir 2 jam di sana akhirnya kita melanjutkan  ke pantai berikutnya. Makin kurang tidurnya nya gue sempet tuh ketiduran di dipan warung es kelapa muda yang kita dudukin di pantai sepanjang. Pantai selanjutnya pantai Wetu kodok, letaknya bersebelahan dengan pantai Drini. Pantai kali ini lumayan bagus, gue rasa sebenernya pantai sepanjang juga bagus tapi karena mataharinya belumnaik jadi warna pantainya gak keliatan biru toska. Setelah berfoto-foto alay di pantai seperti foto di bawah. Kita melanjutkan ke pantai Drini, kebetulan ada jalan tembusan ke pantai Drini tanpa harus pergi naik motor lagi.

Muka kelelahan, di Wetu Kodok

MUKA SOK BAHAGIA

GAYA SOK NGAMBEK

View Pantai Drini dari Wetu Kodok



View Pantai Drini dari Wetu Kodok
*abaikan muka hitamnya*


Kata Oknum ADP sih ini muka-muka gagal nikah

Muka-muka gagal nikah

                Sumpah gue pengen berenang sampai di sana! Mak mau benerenang! Sayangnya pengasuh gue gak mau nemenin. Beliau cuma bilang, “Yaudah kamu berenang gih. Aku nunggu di sini aja sekalian makan popmi,” di situ kadang gue merasa sedih. Bhahaha. #lebay Sebodo amet lah kan tujuan ke Yogya emang pengen ke pantai sama gunung. Bae lah udah bawa baju ganti buar basah-basahan ini. Pas udah buka celana - Wait, tunggu jangan ngeres ye otaknya gue udah double baju dari Jakarta- gue liat ada anak tangga menuju batu besar yang ada di tengah-tengah.

Sosok pas ngeliat ada anak tangga menuju Pulau Drini

                “Mas, itu apa?” tanya gue ke Oknum ADP yang udah sibuk dengan popmie nya. Kebetulan gue ngeliat ada anak tangga kecil d sana.
                “Pulau Drini,”
                “Oh, jadi ada pulaunya mas?” tanya gue penasaran.
                “Ada,”
                “Ke sana yuk!”
                “Ogah! Kamu aja sendiri sana!” Plak, jawabnya lugas banget. Berasa di tolak. Oh, ini ya rasanya di tolak? *kemudian baper* bhaha
“Kenapa?” tanya gue sok imut sambil masang muka melas.
“Gak enak badan aku nanti lengket. Kamu gih ke sana. Kalau mau ke sana, aku tungguin di sini. Lagian itu dari sini ke tangga airnya dalem, han,”
“Mas ADP gak asik nih!” pasang muka bete.
“Ye, terserah,” dan aksi pasang muka bete gue gak berhasil.














Akhirnya daripada bete mending foto-foto. Mayan minta tolong oknum ADP semua bisa beres. Sebenernya senengnya jalan-jalan sama beliau itu, beliau bisa diandalkan sebagai driver, fotografer dan porter. *diamuk sama oknum ADP ini kalau dibaca* bhahaha. Tapi bener loh sedari tadi tas gembolan baju gue yang bawa itu beliau.




Setelah foto-foto dan basah-basahan sebentar akhirnya kita memutuskan untuk melanjutkan ke pantai selanjutnya. Kali ini gue yang bawa tas gue, karena gak enak sama oknum ADP yang punya tas gue, kenapa doi yang repot. Hehehe. Tapi sebenernya gue masih ada hasrat buat ke Pulau Drini. Gue tiba-tiba punya ide untuk ke sana. Kan sayang udah jauh-jauh bokong sampai tepos tapi gak ke sana.
“Mas, aku mau ke sana ya. Kamu tunggu aja di sini. Sebentar aja mas,”
“Han, itu dalem!”
“Enggak ah, mas. Itu orang itu bisa ke sana. Paling cuma sedengkul,”
“Han, itu bisa sepaha! Nanti bisa kena HP, han!”
“Ih, mas mah! Bener ya, coba nih aku buktiin ya. Kalau aku sampai di bawah tangga itu, kamu nyusul ya! Kamu di sana aja!”
“Maaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaas………………..,”
“Hani!!!”

#BERSAMBUNG
Sengaja biar pada menunggu cerita selanjutnya. Kayak ada yang baca.




#PantaiDrini #PantaiSepanjang #PantaiWetukodok

Tidak ada komentar:

Posting Komentar