13/07/16

Mengingat Kubur Kembali



Lebaran idul fitri identik dengan kunjungan ke saudara-saudara terdekat termasuk yang sudah almarhum. Seperti tahun-tahun sebelumnya kali ini pun saya datang ke kuburan selepas solat Ied, namun bukan kuburan oma atau iyiak yang saya kunjungi tetapi kuburan Wan nya Kak Devi. Ya, tak sama seperti tahun-tahun sebelumnya, kali ini saya idul fitri di Natuna, tepatnya di Desa Pengadah.
                Terdapat beberapa perbedaan kuburan yang ada di sini dengan kuburan-kuburan yang sedari kecil selalu saya lihat. Tak ada pohon kamboja putih, tak ada pohon kenanga, hanya ada pohon kelapa di ujung-ujung tepi perkuburan, ditemani bunga kubur di sudut-sudut nisan. Jangan berpikir bunga kubur berbentuk bunga, tanaman itu adalah tanaman berdaun warna-warni tanpa bunga. Di rumah ibu saya, bunga kubur itu lebih dikenal sebagai tanaman hias. Suatu ketika saat saya masih SD ibu menanam tanaman itu di halaman rumah. Saya tidak menyangka bahwa tanaman itu dijadikan pohon penghias kuburan di sini.
Salah Satu Kuburan di Desa Pengadah

                Perkuburan ini nampak padat tak hanya padat pengunjung namun juga padat dengan nisan-nisan. Saya perhatikan satu-persatu nisan di setiap liang kubur. Jika liang kuburan Oma dan Inyiak hanya memiliki satu nisan, di sini terdapat dua nisan di setiap kuburan almarhum. Jarak antara nisan di liang kubur pun cukup pendek menimbulkan sebuah pertanyaan dipikiran saya. Ternyata panjang nisan di liang kubur hanya sebatas kepala sampai  pusat, sehingga liang kubur masing-masing almarhum cukup pendek.


                Selepas berdoa di makam, Mamak menyiram air ke makam, bukan air kembang, bukan pula air mawar, hanya air biasa. Baru saya sadari tekstur tanah di desa tempat saya tinggal cukup sulit untuk menanam bunga-bunga, sehingga tak ada taburan bunga mawar,melati, kamboja dan kenanga. Cukup sebotol air untuk meneduhkan nisan yang mungkin telah lama tak tersentuh. Suasana ketika itu mengingatkan saya bahwa pada hakikatnya ketika kita kembali ke Yang Maha Kuasa, tak ada lagi hal-hal lain yang dapat kita bawa, hanya sebotol doa dari anak-anak solah yang dapat menemani. Seperti doa Mamak dan Kak Devi ke Wan yang telah tiada.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar