08/01/16

khasnya Natuna Part 1



Welcome to the, Natuna..!
Yuhuu, kali ini gue akan membahas beberapa makanan daerah di Natuna. Sebagain besar makanan di daerah ini bahan bakunya adalah sagu, umbi-umbian dan ikan. Misalnya ada  tabel mando, kernas, biscuit manis, pedik, ketan ubi, ketupat ikan dan masih banyak lagi. Minumannya  berbagai macam, seperti hari Jumat kemarin gue nyobain minuman yang namanya Bubur Jawi? Tau tak, itu apa? Sumpah rasanya enak banget. ~
Eh bentar deh, kalian tau Natuna gak? Jangan-jangan gue udah cerita macem-macem tentang Natuna tau-taunya pada gak paham Natuna itu apa dan ada dimana. Natuna itu adalah sebuah kabupaten yang terdiri dari beberapa pulau-pulau. Pulau besarnya adalah Bunguran. Natuna dulu lebih dikenal dengan nama pulau tujuh. Karena terdiri dari 7 pulau, yang salah satunya adalah Pulau Anambas yang kini telah berdiri sendiri menjadi sebuah kabupaten baru. Natuna sendiri adalah salah satu kabupaten di Indonesia yang terletak di perbatasan Laut Cina Selatan. Atau dengan kata lain merupakan daerah paling utara Indonesia.

Oke, balik lagi ke makanan khas daerah di sana. Gue sendiri dari semua makanan daerah, baru sedikit yang dicoba guys. #sedih. Gue baru nyobain kernas, biscuit manis, ketan ubi, ketupat ikan dan bubur jawi. Dan, percaya lah semuanya ENAK BANGET!!!!
Yang pertama Kernas,

Kernas ini terbuat dari sagu bulat, ikan dan campuran tepung kanji. Rasanya sekilas seperti pempek kulit ikan. Teksturnya cruncy, ketika digigit kenyal, rasanya khas ikan, dan di dalamnya bewarna abu-abu khas bubur ikan. Di makan dengan bumbu sambal yang gak kalah spicy dan manis. Ini dia kernas.


Yang kedua Biskuit manis,
Gue gak tau deh ini makanan khas Natuna, atau hasil bikinan ibu-ibu kreatif di Natuna. Ini isinya biscuit susu marrie (ituloh, kalau merek terkenalnya, marrie rega*, sorry kalau sedikit bawa merek, abis takutnya kalian gak tau biskuit susu marrie itu apa. *ditabok pembaca* bhahaha. Lanjut lagi, biskuit susu marrie ini kemudian dilapisi gula merah dan di atasnya ditaburi mihun yang telah di goreng. Rasanya, manis, cruncy dan sedikit menempel di gigi ketika digigit. Voila, ini dia biskuit manis.



Yang ke tiga ketan ubi,
Aduh yang ini gue gak punya fotonya. Padahal gue sering banget ini di kasih ini sama Ibu Mar (istri kepala sekolah). Hmm, kayak ketan yang dalamnya isi daging yang biasanya dilipat pakai daun pisang tau gak? Nah kalau ini ketannya terbuat dari ubi ( ubi di sini maksudnya ubi jalar yang artinya adalah singkong) di dalamnya berisi ikan tongkol pedas. Dibungkus dengan daun dan dibakar. Rasanya ituloh menggugah selera~ Apalagi kalau habis dibakar panas-panas. Wow, aroma dan rasanya eksotis banget. Khas, makanan yangdibakar.

Yang ke empat adalah ketupat ikan.
Hampir sama dengan ketupat-ketupat lainnya, namun ukurannya lebih kecil. Ketupat ini kemudian dibelah tengah dan diberikan hancuran ikan tongkol pedas. Rasanya enak banget, ini entah gue yang emang doyan ikan apa gimana. Bhahahaha. Ya, makan 2 ketupat cukup lah untuk mengganjal perut dipagi hari. Yaiyalah, orang 2 ketupat! Harap dimaklumi aja ya, badan gue kan gede. :P

Yang ke lima adalah bubur Jawi.
Ini adalah salah satu minuman khas daerah di Natuna. Gue nyoba makanan ini pas acara tradisional, ulang tahun pernikahan salah satu warga di Desa Ceruk.  Rasanya enak, seperti kolak pisang, dengan ada aroma khas jahe. Di dalamnya ada butiran-butiran Jawi yang telah dihancurkan. Setelah gue coba mengunyah jawi yang telah dihancurkan indra perasa di mulut gue mulai mendeskripsikan bahwa sepertinya jawi ini adalah barley. Entahlah, soalnya teksturnya cukup mirip, apalagi kalau dari penjelasan Bu Mar yang mengatakan Jawi itu semacam padi-padian berukuran kecil dan terdiri dari beberapa lapis pembungkus sebelum mencapai inti biji. Kalau memang benarkan lumayan gak usah import barley ke luar, cukup ke Natuna aja. :D
Uniknya bubur Jawi ini. Memerlukan waktu yang cukup lama untuk proses pembuatannya. Terutama bagian si biji jawi yang akan dibuat bubur. Jawi harus dikeringan terlebih dulu di matahari. Setelah kering, jawi dioseng-oseng. Hingga kulit luarnya ketika dipegang bisa terkelupas dan bijinya terlepas. Setelah itu ditumbuk dan dicampur dengan santan, jahe dan gula manis. Voila, jadilah bubur jawi! Meskipun bentuknya telihat biasa saja, tapi soal rasa boleh diadu~